Anak Usaha SGER Sumber Mineral Patok Harga IPO di Batas Atas

Lona Olavia
24 Januari 2024, 10:53
Anak Usaha SGER Sumber Mineral Patok Harga IPO di Batas Atas
sumberglobalenergy.co.id
Kapal pengangkut batu bara PT Sumber Global Energy Tbk
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) akhirnya mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp 105 per lembar. Ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal alias bookbuilding di rentang Rp 100 – Rp 105 per lembar.

Alhasil emiten yang bergerak di bidang perdagangan nikel dan batu bara untuk pasar domestik di Indonesia tersebut akan meraup dana segar sebesar Rp 183,75 miliar dari aksi korporasi ini. Seperti diketahui SMGA melepas maksimal 1,75 miliar saham atau 20%.

Anak usaha PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) tersebut memulai masa penawaran umum saham pada hari ini, Rabu (24/1) hingga Jumat (26/1), setelah mendapatkan pernyataan efektif pada Selasa (23/1). Lalu tanggal pencatatan di BEI 30 Januari 2024.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Victoria Sekuritas Indonesia, sekaligus sebagai penjamin emisi efek.

Melansir prospektus di laman e-IPO, Rabu (24/1), dana hasil IPO saham yang akan diterima oleh perseroan, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja.

Tepatnya dalam rangka pengadaan nikel dan batu bara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan perseroan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari supplier. Hal itu guna memenuhi kontrak pengadaan dengan pihak-pihak.

Di sisi lain harga nikel kian merosot dan mendekati level terendah sejak tahun 2021. Apalagi baterai lithium ferroposphate (LFP) kini semakin menjadi pilihan produsen mobil listrik sebagai alternatif baterai yang diklaim lebih murah dibandingkan nikel. 

Direktur Utama SMGA Julius Edy Wibowo mengatakan bahwa dana hasil IPO akan dipakai untuk modal kerja terkait pengadaan nikel dan batu bara. 

“Prospek komoditas nikel masih cerah. Hal ini diperkuat dengan adanya temuan Badan Energi Internasional (The International Energy Agency/IEA) yang memperkirakan permintaan nikel dunia akan terus bertumbuh," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (19/1).

Ia menegaskan, permintaan nikel diproyeksikan meningkat menjadi 6.250 kiloton (KT) pada 2040 dibandingkan pada 2020 yang sebanyak 2.340 KT. Kenaikan permintaan nikel terutama akan didorong oleh peningkatan kebutuhan dari industri kendaraan listrik dan baterai. 

“Kebutuhan dunia terhadap industri nikel sangat besar, tidak hanya untuk baterai kendaraan listrik (EV), tetapi juga untuk segala macam baterai,” jelas Julius.

Prospek nikel juga didukung oleh kebijakan hilirisasi yang memungkinkan adanya nilai tambah bijih nikel dan transfer teknologi pengolahan nikel di Tanah Air.

Pasca IPO, perseroan berencana untuk membayarkan dividen kas sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih perseroan mulai dari tahun buku 2024, setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang berlaku.

Laba bersih tahun berjalan perseroan pada akhir 2022 adalah sebesar Rp 6,40 miliar, melesat 1.750% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 345,99 juta.

Kenaikan seiring penjualan bersih pada akhir 2022 yang mencapai Rp 162,04 miliar, terbang 1.854% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,29 miliar.

Secara kepemilikan saham, pemegang saham SMGA sebelum IPO terdiri dari SGER 90% dan Vivi Ramalyati Hutama sebanyak 10%. Pihak yang bertindak sebagai pengendali sekaligus pemegang saham pengendali terakhir dari SMGA adalah Welly Thomas. Ia juga merupakan direktur utama SGER.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...