Saham Astra Gencar Dijual Asing Usai Masuknya BYD, Ini Kata Analis

Patricia Yashinta Desy Abigail
25 Januari 2024, 08:38
Saham Astra Gencar Dijual Asing Usai Masuknya BYD, Ini Kata Analis
Dokumentasi Astra
PT Astra International Tbk (ASII)
Button AI Summarize

Saham PT Astra International Tbk (ASII) terus mengalami tekanan setelah sentimen produsen kendaraan listrik berbasis baterai terbesar di dunia, Buid Your Dream atau BYD yang masuk ke Indonesia. BYD berencana berinvestasi Rp 20 triliun dan membangun pabriknya di dalam negeri. 

Sentimen ini makin mengikis laju saham Astra International serta berimbas pada penjualan yang dilakukan investor asing secara terus menerus dalam dua pekan berjalan. Pada data perdagangan Rabu (24/1), saham ASII gencar dilego investor asing dengan nilai Rp 400,4 miliar. Hal ini meneruskan jejak saham ASII yang terus dijual investor asing pada hari sebelumnya. Sahamnya juga terkontraksi 0,98% ke level Rp 5.070 per saham. 

Mengacu data perdagangan BEI, investor asing tercatat menjual saham ASII dengan total Rp 122 miliar pada perdagangan Senin (22/1). Selanjutnya pada Selasa (23/1) ASII masih di posisi pertama dengan nilai penjualan Rp 338,5 miliar.

Dalam catatan Katadata.co.id, saham ASII turut menjadi perusahaan yang sahamnya banyak dilepas investor asing 8 Februari sampai 12 Februari 2024 pekan lalu. Saat itu, sahamnya menempati peringkat pertama dengan nilai akumulasi penjualan selama sepekan menyentuh Rp 801,5 miliar.

Head of Research CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Hadi Soegiarto memandang investor asing hanya menyamakan dampak masuknya kendaraan listrik yang ada di negara maju di Indonesia. Menurutnya, pangsa pasar mobil dari Jepang  yang didistribusikan oleh ASII seperti Toyota dan Daihatsu masih kuat di Indonesia. 

Dia menilai jika kendaraan listrik maupun kendaraan non listrik keduanya memiliki pangsa pasarnya masing-masing. Masuknya BYD tidak semerta-merta membuat kendaraan non listrik di Indonesia terancam. 

"Dan saya rasa ada merek-merek lain yang bakal kena dampak duluan daripada Toyota-nya. Sebab pertimbangan masyarakat berbeda-beda," kata Hadi kepada Katadata.co.id, dikutip Kamis (25/1). 

Hadi menyebut, kondisi infrastruktur menjadi salah satu faktor jika kendaraan non listrik masih akan merajai aspal Indonesia. "Investor asing itu kan begitu mereka bandinginnya sama yang terjadi di negara maju dan yang terjadi di negara mereka. Biarkan investor asing ini mencerna dulu," sebutnya.

Dirinya merekomendasikan untuk buy atau beli saham ASII. Tetapi Hadi tidak mengatakan pada level berapa investor bisa masuk ke saham ASII. Namun demikian, Hadi optimis ASII akan tetap bertumbuh dengan pangsa pasarnya di Indonesia. 

Sebelumnya, Analis JP Morgan Benny Kurniawan menurunkan rekomendasi saham ASII menjadi underweight. Hal itu berbarengan dengan transaksi tutup sendiri atau crossing  jumbo pada saham ASII.  Namun, mayoritas konsensus analis Bloomberg masih mempertahankan sikap bullish untuk saham ASII.

Sebagai informasi, produsen mobil listrik Cina ini meluncurkan peluncuran jenama dan tiga produk secara bersamaan di Indonesia yaitu BYD SEAL, BYD Atto 3, dan BYD Dolphin. Dikutip dari Reuters, Rabu (10/1), peluncuran ini dilakukan di tengah upaya Indonesia untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dalam upaya mengurangi emisi.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...