3 Emiten IPO Hari Ini, Bagaimana Prospek Saham MKAP, MEJA dan LIVE?
Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan tiga emiten baru yang akan melaksanakan pencatatan saham melalui Initial Public Offering atau IPO pada hari ini, Senin (12/2). Tiga emiten tersebut yaitu PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP), PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA), dan PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE).
Perusahaan yang IPO hari ini dua berasal dari sektor konsumer primer dan satu merupakan sektor energi. Saham yang ditawarkan juga beragam. Paling banyak dari Homeco Victoria Makmur yaitu 8,03 juta lot.
Selain itu penggunaan dana saham juga beragam seperti membayar utang ke bank hingga pengembangan operasional. Bagaimana rincian penggunaan dana dan prospek saham MKAP, LIVE dan MEJA yang melantai di Bursa Efek Indonesia hari ini?
Rincian IPO Saham PT Multikarya Asia Pacific Tbk (MKAP)
Perusahaan yang bergerak di sektor energi ini telah menawarkan harga Rp 115 per saham. Perseroan telah melepas 650 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 50 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 74,75 miliar dari IPO
Melansir dari prospektusnya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO saham ini setelah dikurangi biaya - biaya emisi efek, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan. Namun tidak terbatas digunakan untuk biaya operasional, pembayaran kepada pemasok, perbaikan alat-alat berat yang dimiliki seperti mesin, pompa, dan transmisi.
Setelah dilaksanakannya IPO, perseroan berniat untuk melakukan pembayaran dividen kas sebanyak-banyaknya 30% untuk masa yang akan datang. Mulai tahun 2025 berdasarkan dari laba bersih tahun 2024, dan apabila perseroan telah memiliki saldo laba positif.
Secara kinerja, pendapatan untuk periode 7 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2023 adalah sebesar Rp 131,60 miliar, naik 32,14% bila dibandingkan 31 Juli 2022. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh faktor kondusifitas industri migas yang terus membaik dimana terdapat peningkatan aktivitas produksi migas yang secara langsung memberikan potensi pipeline proyek-proyek baru yang membutuhkan jasa perseroan.
Rincian IPO Perusahaan PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA)
Dalam melaksanakan IPO, perusahaan menawarkan 480 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp 103 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 49,44 miliar dari IPO.
Dalam aksi IPO, perusahaan akan menggunakan 24% atau sekitar Rp 10,90 miliar untuk pembelian aset tetap berupa peralatan kerja kantor peralatan kerja proyek dan kendaraan. Rinciannya 92% untuk pembelian peralatan kerja proyek guna menunjang peralatan kerja proyek dan 7% untuk pembelian peralatan kerja kantor.
Lalu sisanya 1% untuk pembelian kendaraan berupa satu mobil pick up baru merek Suzuki dengan model New Carry Pick-Up Wide-Deck AC - PS. Selanjutnya sebanyak 4% dari dana IPO akan digunakan untuk sewa bangunan dan kendaraan serta pengembangan sistem informasi dan jaringan.
Rinciannya 53% untuk sewa bangunan guna menjadi head office perseroan dan melakukan penambahan gudang baru. 6% untuk sewa dua kendaraan berupa truk. Lalu 41% untuk pengembangan sistem informasi dan jaringan dimana perseroan akan melakukan pengembangan menggunakan sejenis ERP System.
Serta sebanyak 72% atau sekitar Rp 32,71 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Namun tidak terbatas untuk pembelian persediaan bahan baku, biaya kontraktor, desain interior dan pengadaan furniture.
Rincian IPO Saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE)
Emiten sektor konsumer primer ini menawarkan 808,35 juta lembar saham dalam IPO. Adapun harga penawaran final yang ditetapkan yakni Rp 148 per lembar.
Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 119,64 miliar dari IPO. Dana hasil IPO, perusahaan akan menggunakan Rp 25 miliar dipergunakan untuk pelunasan sebagian utang perseroan kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang akan jatuh tempo.
Lalu senilai Rp 25 miliar untuk pelunasan sebagian utang usaha perseroan kepada entitas anak PT Trisinar Indopratama (TSI) selaku entitas anak perseroan. Selanjutnya TSI akan menggunakan dana ini untuk melunasi sebagian utang TSI kepada BCA terhadap fasilitas dengan tingkat bunga yang paling tinggi.
Sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja. Misalnya saja untuk pembelian persediaan, persediaan bahan penunjang, persediaan barang dagang, pengiriman barang dagang, dan biaya pemasaran serta biaya operasional lainnya.