Sentimen Fed Kerek Bursa RI, Bank Mandiri Jagokan Saham dan Obligasi
Rencana bank sentral Amerika Serikat memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini turut menjadi angin segar bagi bursa saham. Dengan begitu, tren suku bunga tinggi akan berakhir dan memberi katalis bagi Indeks Harga Saham Gabungan.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai volatilitas di bursa domestik yang terjadi belakangan disebabkan aliran modal keluar asing atau capital outflow sangat wajar terjadi. Namun, bila melihat kinerja IHSG, sejak awal tahun ini naik tipis 0,33% dengan aksi beli investor asing mencapai Rp 22 triliun.
Menurut Andry, tren penurunan yang terjadi di pasar saham justru menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk membeli saham saat harganya sedang turun atau dikenal dengan averaging down.
"Saham-saham blue chip sudah naik segitu padahal belum ada pemotongan suku bunga acuan. Kalau udah ada suku bunga acuan bisa naik kencang lagi," katanya kepada wartawan di Menara Mandiri, Rabu (21/3).
"Kalau ada koreksi, saya malah seneng. Ini adalah waktu yang tepat untuk membeli saham, termasuk obligasi."
Andry menyebut jika 2024 merupakan tahun optimisme untuk para investor. Menurutnya tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk mengamati lagi pasar saham dan obligasi, dengan melihat perkembangan suku bunga The Fed.
Dia menilai justru hal yang terlambat bagi para investor untuk membeli saham atau oblligasi saat pengumuman penurunan suku bunga The Fed. Sebab investor akan berbondong-bondong untuk borong saham yang kemungkinan bisa menyebabkan pesatnya kenaikan harga saham.
"Selama memang The Fed masih di akhir tahun itu diprediksi suku bunga akan turun, kapital market akan naik di akhir tahun. Apalagi 2025, suku bunga katanya mau diipangkas lagi," tuturnya.
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan bertumbuh positif sebab valuasi Indonesia yang masih menarik. Selain itu pertumbuhan laba besih perusahaan-perusahaan terbuka juga membaik di 2024 ini yang artinya menjadi katalis positif.
"Selain itu pertumbuhan IHSG diisebabkan karena pasca pemilu di Indonesia. Kami optimis tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pasar modal Indonesia akan tetap positif di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan juga kondisi politik dunia yang masih berjalan," sebutnya
Mandiri Sekuritas sebelumnya memproyeksikan IHSG bakal mencapai level 7.640 di tahun 2024. Sedangkan pada skenario paling bullish, Mandiri Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi mencapai level 8.030. Sementara skenario paling bearish IHSG ke level 6.560.
Mandiri Sekuritas melihat ketahanan pasar obligasi cukup tinggi di tahun 2024. Meskipun geopolitik meningkat dan tingkat suku bunga global tinggi pada tahun 2023, pasar obligasi Indonesia masih memberikan hasil positif sebesar 8,7%.
“Menurut kami, kinerja positif ini masih akan berlanjut di tahun 2024-2025,” ucapnya.