Kondisi Pasar Modal Pasca Pemilu Diselimuti Ketidakpastian Global

Lona Olavia
23 Februari 2024, 18:25
Kondisi Pasar Modal Pasca Pemilu Diselimuti Ketidakpastian Global
Pexels
Produk Pasar Modal
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Di tengah euforia masa pemilihan umum presiden dan legislatif pada tahun ini, investor kerap mempertanyakan potensi perubahan kebijakan efek terpilihnya salah satu kandidat yang dapat mempengaruhi bisnis ke depan, khususnya pada emiten di pasar modal. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan seputar bagaimana strategi yang perlu dipersiapkan oleh investor pasca Pemilu tahun 2024. 

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan bahwa memasuki kuartal satu terdapat optimisme melandainya inflasi dan pemangkasan suku bunga secara global. Hal itu dapat menjadi sentimen positif terhadap pasar keuangan domestik terutama terhadap stabilitas nilai tukar uang rupiah.

Sentimen positif itu terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga menjadi 6% dan diproyeksikan tidak akan menaikkannya lagi. 

“Meski demikian masih terdapat ketidakpastian di tahun 2024 terutama terkait dengan perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan kebijakan moneter bank sentralnya The Fed,”katanya dalam acara Market Outlook  2024 bertajuk “Prospek dan Strategi Investasi Pasar Modal Pasca Pemilu di Tahun Naga 2024”, Jumat (24/2).

Pemilu yang damai diketahui akan memberikan dampak positif terhadap stabilitas pasar. Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, lalu perubahan-perubahan di sisi pemerintah. Hal itu akan mempengaruhi bisnis ke depan yang tentunya akan berdampak pada kinerja emiten di pasar modal.

Head of Equity Research BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan menyampaikan bahwa Pilpres yang berlangsung dengan baik memberikan konfirmasi atas faktor stabilitas Indonesia. Optimisme pasar pasca Piplres, yang ditandai dengan aliran dana investor asing yang masuk, didukung oleh ekspektasi dan prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih tinggi di era pemerintahan baru.

“Tren positif ini bisa berlanjut jika didukung oleh adanya indikasi pertumbuhan laba bersih yang dapat membaik di atas level sebelumnya 7%-8%.  Sementara itu, stabilitas makroekonomi saat ini memberikan proteksi untuk investor terhadap downside risk dari pertumbuhan” ucap Erindra. 

Sementara Founder Komunitas dan Investor Rivan Kurniawan menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada urgensi bagi BI untuk menaikkan tingkat suku bunga di tengah target inflasi yang terkendali. Didukung dengan fundamental yang dinilai cukup baik, di tahun 2024 ini diharapkan katalis positif kembali lagi ke Indonesia seiring dengan arus modal masuk.

“Selain itu, akan terdapat sektor yang diunggulkan ketika Prabowo dan Gibran terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, antara lain sektor energi  dengan hilirisasinya, minyak kelapa sawit, semen, terkait dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), dan masih banyak sektor-sektor lainnya,” jelas Rivan

Sedangkan dari sisi ilmu Feng Shui, Founder Feng Shui Consulting Indonesia Yulius menjelaskan bahwa meskipun tahun naga kayu identik dengan kemakmuran untuk Indonesia, namun perlu ada antisipasi. Khususnya meliputi efek perang yang masih akan memanas, suku bunga tinggi, serta inflasi masih akan menjadi isu. Belum lagi ditambah adanya bencana pemanasan global dan perubahan iklim dari siklus el nino.

“Dari sisi ekonomi, recovery dunia akan lambat dan cenderung stagnan di tahun naga kayu ini. Oleh karena itu, strategi investasi 2024 adalah dengan menyesuaikan profil risiko masing-masing, hindari memaksakan diri, dan harus meningkatkan pengetahuan, serta daya tahan investasi,” katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...