Indeks Saham Wall Street Melorot, Investor Tunggu Rilis Data Inflasi
Indeks bursa Amerika Serikat (AS) ditutup turun pada hari Rabu (28/2). Salah satunya pemicunya adalah sentimen akan penantian laporan inflasi yang akan dirilis pada akhir minggu ini.
S&P 500 turun sebesar 0,17% dan ditutup pada 5.069,76. Nasdaq Composite juga melemah sebesar 0,55%, mencapai 15.947,74. Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,06% atau 23,39 poin, dan berakhir di 38.949,02. Penurunan Dow Jones merupakan lanjutan selama tiga hari berturut-turut.
Saham UnitedHealth anjlok hampir 3%, memimpin penurunan pada indeks Dow. Saham Intel dan Alphabet masing-masing turun 1,7% dan 1,8%. Urban Outfitters juga longsor 12,8% setelah melaporkan hasil kuartal keempat yang mengecewakan.
Seiring dengan hal itu, investor tengah menantikan data pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Januari yang dijadwalkan dirilis pada hari Kamis (29/2). Data tersebut dianggap sebagai ukuran inflasi yang lebih disukai oleh Federal Reserve.
"Pasar jelas hanya bergerak stagnan menjelang laporan PCE," kata Jay Hatfield, CEO di Infrastructure Capital Advisors dikutip CNBC, Kamis (29/2).
Laporan ini akan dirilis ketika pasar berusaha untuk menyokong indeks Dow dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi. Meskipun pasar berjuang sepanjang minggu ini dan cenderung sedikit penurunan, indeks utama masih bergejolak menuju minggu ke arah negatif untuk kedua kalinya dalam tiga minggu terakhir.
Penurunan baru-baru ini yang terjadi terutama di sektor teknologi, menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan reli yang dipicu oleh kegembiraan atas kemajuan kecerdasan buatan (AI). Kepala Investasi The Bahnsen Group, David Bahnsen menyebut bahwa hype seputar kecerdasan buatan (AI) tidaklah berkelanjutan.
Menurutnya, sebagian besar kenaikan nilai saham terkait AI sebenarnya lebih berkaitan dengan strategi pemasaran AI dan euforia-nya. “Hanya satu atau dua perusahaan yang benar-benar mengalami lonjakan pendapatan spesifik dari AI," pungkas Bahnsen.