Booming AI Dorong Rekor Baru Nasdaq dan S&P
Indeks Komposit Nasdaq menyentuh level tertinggi sepanjang masa dan melampaui rekor tahun 2021, pada Jumat (1/3). Investor bertaruh bahwa saham-saham teknologi besar adalah cara terbaik untuk memainkan perlambatan inflasi dan booming kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang akan datang.
Nasdaq yang didominasi saham teknologi naik 1,14% ke level 16.274,94 kemudian mencapai level tertinggi baru di 16.302,24 selama sesi tersebut. Sehari sebelumnya, indeks ditutup pada rekor pertama sejak November 2021. Indeks S&P 500 naik 0,80% menjadi 5.137,08 untuk penutupan pertama di atas ambang batas 5.100. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 90,99 poin atau 0,23% ke level 39.087,38.
Menurut laporan CNBC, raksasa pembuat chip Nvidia telah memimpin reli saham-saham teknologi dengan melonjak lebih dari 260% selama 12 bulan terakhir. Pada perdagangan Jumat (1/3), harga saham Nvidia naik 4%. Meta juga melonjak lebih dari 2% untuk hari itu.
Secara mingguan, Nasdaq naik 1,74%, sementara S&P 500, yang juga mencapai rekor penutupan pada hari Kamis, naik 0,95%. Kedua indeks tersebut mencatatkan minggu positif ketujuh dalam delapan minggu terakhir. Dow dengan 30 saham bergerak berlawanan, turun 0,11% pada perdagangan Jumat (1/3).
Indeks Nasdaq adalah indeks terakhir pada saham-saham utama AS yang mencapai rekor penutupan tahun ini. Antusiasme investor terhadap artificial intelligence (AI) telah mengangkat saham-saham teknologi berkapitalisasi besar - dan pasar yang lebih luas - hingga tahun 2023 dan tahun ini.
Melambatnya inflasi, dan langkah Federal Reserve menuju penurunan suku bunga yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024, juga berkontribusi pada pemulihan Nasdaq dari tahun 2022 yang sulit.
"Kami melihat lonjakan besar dalam dunia teknologi karena ada penekanan besar pada apa yang mungkin terjadi - ada begitu banyak penekanan pada AI dan semacam reduksi besar di akhir tahun 90-an," kata Jamie Cox, managing partner di Harris Financial Group, seperti dikutip CNBC.
"Investor [sekarang] sama sekali tidak menghiraukan hal lain di pasar. Dan itu umumnya tidak berjalan dengan baik," tambah Cox.
Saham-saham menguat bahkan ketika bank regional yang bermasalah, New York Community Bancorp, turun 25,9%. Bank tersebut mengumumkan perubahan kepemimpinan dan mengungkapkan masalah-masalah dengan kontrol internalnya. Harga saham New York Community Bancorp telah turun lebih dari 65% pada tahun 2024. Beberapa investor khawatir ini merupakan tanda guncangan real estat yang lebih luas di masa depan.