Bursa Wall Street Melesat Setelah Rilis Data Inflasi AS

Nur Hana Putri Nabila
13 Maret 2024, 06:14
wall street, amerika serikat, bursa saham, inflasi
Antara
Ilustrasi - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) di Wall Street, New York, melonjak pada hari Selasa (12/3) setelah data inflasi AS yang baru dirilis sesuai dengan ekspektasi. Hal tersebut membuat para investor untuk kembali memborong saham-saham teknologi yang tengah naik daun, seperti Nvidia dan Meta Platform.

Dow Jones Industrial Average naik 235,83 poin atau 0,61%, dan ditutup pada 39.005,49. S&P 500 melesat sebesar 1,12% dan berakhir di 5.175,27, melewati rekor penutupan tertinggi sebelumnya pada 7 Maret. Nasdaq Composite juga menanjak 1,54% menjadi 16.265,64.

Di samping itu, saham perusahaan pembuat chip Nvidia mengalami kenaikan lebih dari 7%. Saham Microsoft terapresiasi 2,6%, sementara Meta melonjak sebesar 3,3%. Saham Oracle juga meroket lebih dari 11% setelah berhasil mengalahkan estimasi pendapatan dari Wall Street.

"Terbukti sulit untuk melihat apa yang dapat menghentikan momentum pasar. Karena pendapatan, inflasi, dan suku bunga bergerak ke arah yang benar," kata Skyler Weinand, Kepala Investasi Regan Capital, dikutip CNBC pada Rabu (13/3).

Kemudian pada hari Selasa, Biro Statistik Tenaga Kerja mengumumkan bahwa indeks harga konsumen naik sebesar 0,4% di bulan Februari dan 3,2% dari tahun ke tahun. Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan sebesar 0,4% bulan lalu dan 3,1% dari tahun ke tahun.

Sedangkan inflasi inti, yang mengesampingkan makanan dan energi dari angka utama, juga naik sebesar 0,4% di bulan Februari, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan sebesar 0,3%.

Menurut kepala ekonom LPL Financial, Jeffrey Roach menyebut investor tidak terlalu cemas bahwa laporan ini akan mengubah rencana Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan Juni. Meskipun begitu, jalur bank sentral menuju target inflasi 2% kemungkinan masih tidak stabil.

Pengalaman inflasi sedikit mirip dengan konsentrasi di pasar ekuitas saat ini. Di luar harga-harga tempat tinggal dan gas, inflasi akan menjadi jinak," pungkas Roach.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...