Dikabarkan Mau Hengkang dari Bursa Singapura, Induk Japfa Buka Suara
Perusahaan induk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), yaitu Japfa Ltd. buka suara usai beredarnya wacana menghapus pencatatan sahamnya di Bursa Singapura dan beralih menjadi perusahaan tertutup alias go private.
Berdasarkan pengumuman keterbukaan informasi Bursa Singapura, Executive Director and Chief Executive Officer Japfa, Tan Yong Nang menegaskan tidak akan memberikan komentar tentang spekulasi yang bukan merupakan bagian dari tindakan resmi perseroan atau dewan komisaris.
Tan Yong Nang menyampaikan kepada para pemegang saham bahwa keluarga pemegang saham utama, yaitu keluarga Santosa, telah mendengar tentang minat dari berbagai pihak. Di antaranya investor, bank investasi, dan profesional keuangan yang ingin melakukan transaksi di pasar utang dan ekuitas publik.
“Keluarga tersebut biasanya mengevaluasi semua proposal yang masuk dan terlibat dalam diskusi mengenai aksi korporasi, termasuk yang belum disebutkan dalam artikel (yang sebelumnya diberitakan Bloomberg),” kata Nang, dikutip Rabu (13/3)
Tak hanya itu, lanjut Nang, Santosa juga telah mengatakan kepada Dewan Direksi Japfa jika ada diskusi mengenai tindakan perseroan, keluarga Santosa akan memberikan pengumuman sesuai dengan hukum yang berlaku.
Nang menegaskan karena belum ada kepastian terkait kesepakatan untuk go private, pemegang saham dan calon investor diminta untuk berhati-hati dan mencari nasihat profesional sebelum melakukan transaksi saham perseroan.
Diberitakan sebelumnya, Japfa Ltd ditengarai telah memulai pembicaraan untuk mendapatkan pinjaman untuk go private dengan beberapa bank. Setidaknya terdapat pihak kredit swasta tertarik untuk memberikan pinjaman sekitar US$ 150 juta atau senilai Rp 2,33 triliun.
"Potensi penghapusan perusahaan sedang dalam diskusi dan belum ada keputusan akhir yang dibuat," tulis laporan Bloomberg, Jumat (8/3).
Seiring dengan kabar tersebut, berdasarkan data perdagangan pagi ini pukul 10.41 WIB, harga saham JPFA merosot 0,82% ke level Rp 1.205 per lembar. Sahamnya sempat tergelincir ke level Rp 1.190 per saham sebagai level terendahnya.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 12,62 juta dengan nilai transaksi Rp 15,23 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 2.160 kali dan kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 14,13 triliun.
Japfa didirikan pada 1970 yang tersebar di Indonesia, Vietnam, India, Myanmar, dan Bangladesh. Perusahaan beroprasi dalam memproduksi dan pengolahan unggas, babi, akuakultur, dan daging sapi, serta makanan kemasan.