Bursa Wall Street Merosot Jelang Pertemuan Bank Sentral AS

Nur Hana Putri Nabila
18 Maret 2024, 07:05
wall street, bursa, amerika serikat
Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat atau Wall Street ditutup merosot pada perdagangan Jumat (17/3). Indeks masih menurun menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan di tengah kekhawatiran investor terkait inflasi.

Indeks S&P 500 tergelincir untuk minggu kedua berturut-turut karena tekanan pada saham-saham teknologi terus berlanjut. Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 0,13% pekan ini.

Dow Jones Industrial Average juga terkoreksi sebesar 0,49%, atau 190,89 poin, ditutup pada 38.714,77. Sementara Nasdaq Composite merosot 0,96% menjadi 15.973,17 poin. Indeks pasar secara keseluruhan turun sebesar 0,65%, berakhir pada level 5.117,09.

Saham-saham di sektor teknologi secara umum juga anjlok, di mana saham Amazon dan Microsoft masing-masing merosot lebih dari 2%. Saham Apple dan induk Google, Alphabet juga mengalami penurunan.

Nvidia, perusahaan chip terkemuka, mengalami fluktuasi minggu ini sebab kekhawatiran pasar tentang valuasi saham. Meski demikian, saham Nvidia naik sekitar 0,4% selama minggu ini.

Para investor tetap waspada setelah sejumlah data awal minggu lalu. Indeks harga produsen bulan Februari, yang merupakan pengukur inflasi grosir, naik lebih dari perkiraan para ekonom. Data tersebut mendorong kenaikan patokan Treasury 10 tahun sekitar 22 basis poin selama minggu ini.

Investor mempertanyakan apakah data ekonomi baru-baru ini terlalu kuat bagi Federal Reserve untuk mengurangi kebijakan moneter. Bank Sentral AS akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada 19 Maret 2024.

Sedangkan Pakar Strategi FX dan Suku Bunga Global dari Macquarie, Thierry Wizman menyebut rilis ekonomi terkini justru menimbulkan pertanyaan. Ia menilai inflasi telah cukup terkendali untuk mulai menurunkan tingkat suku bunga akhir tahun ini.

"Karena alasan itu, hal ini dapat menandakan mereka (Bank Sentral AS) berpikir bahwa suku bunga jangka panjang harus lebih tinggi,” kata Wizman dikutip CNBC, Senin (18/3). 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...