Bukalapak Bukukan Rugi Rp 1,37 Triliun, Dua Segmen ini Jadi Sorotan
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,37 triliun pada periode 2023, berbalik dari laba bersih sebesar Rp 1,98 triliun pada 2022.
Penurunan tersebut disebabkan oleh kerugian investasi sebesar Rp 1,23 triliun, berbalik dari keuntungan sebesar Rp 3,94 triliun pada tahun buku 2022. Padahal Bukalapak mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,43 triliun atau tumbuh 23% pada tahun buku 2023.
Adapun segmen Online to Offline (O2O) dan Marketplace turut menjadi sorotan pelaku pasar.
Sedangkan untuk 2024, Bukalapak menargetkan pendapatan tumbuh berkisar 15%-20% menjadi Rp 5,104 miliar. Tak hanya itu EBITDA yang disesuaikan lebih tinggi dari Rp 200 miliar untuk tahun buku 2024.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo, menyatakan kinerja Bukalapak pada tahun 2023 telah mendekati titik positif EBITDA yang disesuaikan pada kuartal keempat. Menurutnya, disiplin dalam mengelola biaya yang rendah menjadi kunci penting bagi Bukalapak untuk tahun 2024. Adapun pada 2023, EBITDA yang disesuaikan mencapai minus Rp 475 miliar, sesuai dengan target perseroan.
“Kami semakin yakin untuk mencapai target profitabilitas secara triwulanan, setelah meraih peningkatan EBITDA yang Disesuaikan selama delapan kuartal berturut-turut,” kata Teddy dalam keterangan resminya, Senin (25/3).
Lead Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Edi Chandren menyoroti tren operasional yang bergerak variatif pada kedua segmen bisnis Bukalapak. Ia mengatakan kinerja segmen O2O terus meningkat dengan margin kontribusi mencapai level positif 0,04% pada kuartal keempat 2023. Total payment volume (TPV) dari segmen O2O juga terus bertumbuh, mencapai Rp 20,7 triliun atau 6% secara kuartalan dan 9% secara tahunan pada kuartal keempat 2023.
Di sisi lain, ia menyebut kinerja segmen Marketplace cenderung turun. Hal itu usai mencatatkan marjin kontribusi di atas 1% pada kuartal ketiga 2023, lalu marjin kembali melemah ke level 0,69% pada kuartal keempat 2023. TPV juga turun pada kuartal keempat 2023 usai turun pada kuartal ketiga 2023.
“Penurunan performa segmen Marketplace mengakibatkan kontribusi marjin keseluruhan berbalik turun pada kuartal empat 2023, setelah berturut-turut meningkat hingga kuartal tiga 2023,” ucap Edi dalam risetnya.