Wall Street Kompak Menguat usai Rilis Data Pekerjaan AS

Nur Hana Putri Nabila
8 April 2024, 07:11
Ilustrasi bursa Wall Street, New York Stock Exchange, Amerika Serikat
Unsplash.com
Ilustrasi bursa Wall Street, New York Stock Exchange, Amerika Serikat
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Jumat (5/4) setelah mencatatkan laporan pekerjaan yang positif. Hal ini meyakinkan investor meskipun Federal Reserve mungkin menunda pemotongan suku bunga, ekonomi masih tetap dalam keadaan positif.

Mengutip Reuters pada Senin (8/4), Dow Jones Industrial Average naik sebanyak 307,06 poin atau 0,80% menjadi 38.904,04. Indeks S&P 500 menguat 57,13 poin atau 1,11%, mencapai 5.204,34. Sementara Nasdaq Composite terangkat 199,44 poin atau 1,24% ditutup di level 16.248,52.

Semua sektor utama S&P 500, dengan layanan komunikasi (.SPLRCL), industri (.SPLRCI) dan teknologi baru (.SPLRCT) memperoleh keuntungan tertinggi.

Di samping itu, Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa pengusaha mempekerjakan lebih banyak pekerja pada bulan Maret dari yang diperkirakan dan terus meningkatkan upah. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekonomi mengakhiri kuartal pertama dengan baik.

Presiden dan Manajer Portofolio di Plumb Funds di Madison, Wisconsin, Tom Plumb, mengatakan data tersebut memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menunda pemangkasan suku bunga karena resesi belum terlihat. Ia mengklaim ekonomi yang kuat belum tentu terjadi inflasi dan laporan tenaga kerja AS membuktikan hal itu.

“Meskipun hanya untuk satu bulan, hal ini meyakinkan bahwa kemungkinan resesi lebih kecil. Ini lebih penting daripada harapan akan penurunan suku bunga,” kata Plumb dikutip Reuters, Senin (8/4).

Indeks tercatat turun sepanjang minggu ini, meskipun data ekonomi bergerak variatif selama seminggu, termasuk lemahnya laporan aktivitas layanan dan laporan manufaktur yang lebih kuat. Selama minggu ini, Dow Jones Industrial Average merosot 2,3%, S&P 500 terkoreksi sebesar 1%, dan Nasdaq Composite turun 0,8%.

Menurut London Stock Exchange Group (LSEG), pasar uang saat ini memperkirakan penurunan suku bunga tahun ini sekitar dua kali. Proyeksi itu turun dari perkiraan sebelumnya yang mencapai tiga kali penurunan.

Seiring dengan hal itu, saham Tesla (TSLA.O) merosot 3,6% pada Jumat (5/4) usai laporan Reuters bahwa pembuat mobil listrik tersebut telah membatalkan mobil murahnya. Hal itu diperkirakan akan mendorong pertumbuhan Tesla menjadi produsen mobil pasar massal.

Kemudian beberapa saham mengalami kenaikan, misalnya Krispy Kreme (DNUT.O) terapresiasi sebesar 7,3% setelah analis Piper Sandler meningkatkan peringkat perusahaan pembuat donat ini menjadi "netral". Sedangkan Shockwave Medical (SWAV.O) tumbuh 2% setelah Johnson & Johnson (JNJ.N) setuju untuk membeli produsen alat kesehatan ini senilai US$ 12,5 miliar.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,11 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,76 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Di New York Stock Exchange (NYSE), saham-saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,44 banding 1; sedangkan di Nasdaq, rasio 1,13 banding 1 mendukung saham-saham yang naik.

S&P 500 mencatat 20 level tertinggi baru dalam 52 minggu dan 5 level terendah baru. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatat 67 level tertinggi dan 136 level terendah baru.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...