Laba BRI Rp15,98 Triliun di Q1-2024, 33 Analis Saham Prediksi Hal Ini

Uji Sukma Medianti
Oleh Uji Sukma Medianti - Tim Publikasi Katadata
5 Mei 2024, 14:30
BRI
BRI
BRI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencetak laba Rp15,98 triliun hingga akhir triwulan I-2024. Atas pencapaian tersebut, mayoritas analis pasar modal tetap memasang rekomendasi Buy atau Beli untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 33 analis atau 97,1 persen memasang rekomendasi Beli untuk BBRI. Hanya ada satu analis yang memberikan rekomendasi Tahan. Dalam konsensus tersebut target harga untuk saham BBRI untuk 12 bulan depan masih tinggi di angka Rp6.653. 

Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89 persen year on year.

Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen di antaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM.

Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, dimana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen yoy.

Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, segmen mikro tercatat tumbuh 10,51 persen yoy menjadi Rp622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62 persen yoy menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06 persen yoy menjadi Rp272,85 triliun dan segmen korporasi tumbuh 15,10 persen yoy menjadi Rp219,24 triliun.

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis dalam riset terbarunya mengatakan laba bersih BBRI relatif tumbuh stabil yang didukung oleh pendapatan yang kuat sehingga bisa meng-cover pencadangan. Net interest income (NII) tumbuh sehat 16 persen yang didorong oleh pertumbuhan kredit yang kuat.

Dengan kinerja tersebut, Sucor memberikan rekomendasi Beli untuk saham BBRI dengan target harga Rp6.400. "Target harga kami setara dengan 2,8x price to book pada 2024 dengan asumsi return on equity 23 persen dengan cost to equity 12 persen," ujarnya.

Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan dalam riset terbarunya, Kamis (25/4) mengatakan, perolehan laba bersih BRI (BBRI) yang juga turun 1,4 persen secara kuartalan itu sejatinya sedikit di bawah perkiraannya.

Akan tetapi, laba bersih BRI (BBRI) masih in-line dengan perkiraan konsensus, yakni setara 24 persen dari perkiraan satu tahun penuh.

Namun, Erni menggarisbawahi NIM BRI akan terpengaruh kenaikan suku bunga acuan. Manajemen BRI (BBRI) sendiri telah merevisi target NIM 20 bps lebih rendah menjadi 7,6 persen - 8 persen dari sebelumnya 7,8 persen - 8 persen.

Erni mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp7.000/saham. Target harga ini sendiri lebih rendah dari target sebelumnya Rp7.150/saham.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan optimisme perseroan mencapai pertumbuhan kredit double digit di tengah era suku bunga tinggi. 

Seperti diketahui, hingga akhir kuartal I-2024 tercatat Loan to Deposit Ratio (LDR) bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28 persen. Kemudian dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,97 persen.

“Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.

BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12 persen yoy.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...