Indeks S&P 500 Cetak Rekor Baru Setelah Pengumuman The Fed
Indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu (12/6), dengan S&P 500 melonjak ke rekor baru dan ditutup di atas 5.400 untuk pertama kalinya. Hal ini menyusul pengumuman kebijakan terbaru Federal Reserve dan data inflasi bulan Mei yang menunjukkan pelonggaran tekanan harga.
Indeks S&P naik 0,85% dan ditutup pada 5.421,03. Sementara Nasdaq Composite menguat 1,53%, berakhir pada 17.608,44. Kedua indeks ini mencapai level tertinggi sepanjang masa dan mencatatkan rekor penutupan baru pada Rabu. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,09% atau 35,21 poin, menjadi 38.712,21.
Di samping itu, Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap seperti yang diperkirakan. Bank sentral juga menyebutkan adanya kemajuan untuk mencapai target inflasi 2%. Hal ini dengan catatan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, telah ada sedikit kemajuan lebih lanjut menuju inflasi 2% yang ditargetkan komite.
Namun, proyeksi terbaru The Fed yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa bank sentral hanya memperkirakan satu kali penurunan suku bunga yang bakal terjadi tahun ini. Proyeksi ini turun dari tiga penurunan suku bunga yang diharapkan pada awal 2024. Pengumuman ini juga mengikuti rilis data inflasi AS terbaru, yang menunjukkan tren penurunan tekanan harga.
Indeks harga konsumen (CPI) tidak berubah untuk Mei, lebih rendah dari perkiraan Dow Jones, yang memprediksi kenaikan bulanan sebesar 0,1%. Secara tahunan, metrik inflasi meningkat 3,3%, juga di bawah ekspektasi dan menunjukkan perlambatan dari laju 3,4% sebelumnya.
Angka bulanan dan tahunan untuk CPI inti, yang tidak termasuk harga-harga volatil terkait energi dan makanan, juga lebih rendah dari yang diperkirakan.
Pendiri InfraCap, Jay Hatfield, mengatakan bahwa stabilnya data CPI menetralisir pernyataan hawkish dari Fed. Sebagian besar pelaku pasar percaya bahwa ekonomi tengah melambat sehingga mengantisipasi penurunan suku bunga.
Dengan demikian, data CPI yang lebih rendah dari perkiraan mendorong penurunan imbal hasil Treasury, dengan suku bunga pada surat utang 10 tahun turun 4,25%. Angka ini merupakan level terendah sejak 1 April.
"Jadi itulah mengapa kami berpikir pasar mengabaikan ringkasan proyeksi ekonomi yang sangat hawkish ini dengan hanya satu kali pemangkasan," kata Hatfield dikutip CNBC, Kamis (13/6).