BEI Buka Suara Usai Morgan Stanley Beri Peringkat Underweight ke Bursa

Nur Hana Putri Nabila
13 Juni 2024, 10:35
Ilustrasi perdagangan saham di BEI
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons rekomendasi "underweight" yang diberikan oleh Morgan Stanley untuk pasar saham Indonesia.
Button AI Summarize

Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons rekomendasi "underweight" yang diberikan oleh Morgan Stanley untuk pasar saham Indonesia. BEI tengah menyiapkan sejumlah inisiatif produk baru yang akan menarik minat investor untuk berinvestasi di bursa saham Indonesia.  

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menyatakan bahwa BEI memperhatikan dua faktor utama yang disorot oleh Morgan Stanley. Pertama, penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah. Kedua, masalah ketidakpastian kebijakan fiskal pada masa pemerintahan Prabowo Subianto. Salah satunya terkait program makan siang gratis. 

"Kami melihat ketidakpastian jangka pendek terkait arah kebijakan fiskal ke depan serta pelemahan pasar valas di tengah tingginya suku bunga acuan AS dan prospek dolar yang terus menguat," tulis Analis Morgan Stanley Daniel Blake dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/6).

Irvan mengatakan, meskipun turun, penurunan IHSG pada perdagangan Rabu lalu hanya sebesar 0,08%. Irvan juga menyebut bahwa penguatan dolar AS tidak hanya mempengaruhi rupiah tetapi juga sejumlah mata uang negara lain. 

Terkait kebijakan fiskal, Irvan mengutip data dari Kementerian Keuangan yang menunjukkan bahwa hingga akhir April 2024, posisi utang Indonesia mencapai Rp 8.338,43 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 38,64%.

Rasio utang Indonesia terhadap PDB ini lebih rendah dibandingkan akhir 2023 yang mencapai 38,98%. “Masih di bawah ambang batas, yaitu 60% dari PDB sesuai undang-undang,” kata Irvan dalam keteranganya, Rabu (12/6). 

Secara umum, rekomendasi underweight dari Morgan Stanley menunjukkan kondisi saham atau indeks tertentu yang rentan memiliki performa lebih rendah dari rata-rata saham. Dengan kata lain, saham tersebut akan memberi imbal hasil (return) di bawah rata-rata.

Morgan Stanley juga menyebut bahwa ketidakpastian global menambah tekanan terhadap potensi pendapatan dari perusahaan-perusahaan di Indonesia.  

Instrumen Investasi Baru Segera Meluncur

Irvan menyatakan BEI tengah mempersiapkan beberapa inisiatif baru yang akan diluncurkan pada  tahun ini. Inisiatif tersebut adalah short selling, single stock futures dan put warrant (structured warrant). "Kami berharap (produk baru) ini bisa menambah pilihan instrumen trading bagi para investor," tambahnya. 

Perlu diketahui, IHSG ditutup  merosot 0,08% ke level 6.850 pada perdagangan Rabu (12/6). Mayoritas indeks utama bursa Asia juga berada di zona merah karena investor menunggu rilis data inflasi dan kabar mengenai suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp 9,3 triliun dengan volume 17,23 miliar saham dan frekuensi sebanyak 939.894 kali. Sebanyak 141 saham menguat, 418 saham terkoreksi, dan 224 saham tidak bergerak. Sedangkan untuk kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini mencapai Rp 11.667,86 triliun.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...