Kinerja Semester I Lesu, Laba ASII Turun 9,12% jadi Rp 15,85 Triliun
PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 15,85 triliun pada semester I 2024. Perolehan ini turun sebanyak 9,12% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,44 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, pendapatan bersih ASII juga turun 1,5% menjadi Rp 159,96 triliun per Juni 2024. Padahal sebelumnya Astra membukukan Rp 162,39 pada periode yang sama 2023.
Secara rinci, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan diselesaikan pada waktu tertentu turun 3,1% menjadi Rp 139,55 triliun dan kontrak sepanjang waktu Rp 2,03 triliun. Kemudian pendapatan dari sumber lainnya dari pendapatan dari jasa keuangan naik 11,5% menjadi Rp 15,79 triliun pada semester I 2024.
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro mengatakan kinerja grup ASII pada semester pertama 2024 turun terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang lebih rendah. Ia mengatakan terlepas dari tantangan tersebut, dengan bisnis yang terdiversifikasi, ASII memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien.
“ASII Grup tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis kami,” kata Djony dalam keterangan resmi, Selasa (30/7).
Sementara laba bersih grup tercatat Rp 16,7 triliun atau turun 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Nilai ini tidak termasuk penyesuaian nilai wajar investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Hermina,
Tak hanya itu, laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi ASII juga melemah sebesar 15% menjadi Rp 5,8 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari bisnis pertambangan dan alat berat akibat penurunan harga batu bara.
Hal yang sama juga terjadi pada laba bersih divisi otomotif perusahaan yang turun 3% menjadi Rp 5,5 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya volume penjualan di pasar otomotif yang melemah. Secara spesifik, penjualan mobil ASII turun 17% menjadi 232.000 unit, meskipun pangsa pasar meningkat dari 55% menjadi 57%.
Selanjutnya, laba bersih divisi jasa keuangan ASII meningkat 8% menjadi Rp 4,1 triliun pada semester pertama tahun 2024 dibandingkan dengan semester pertama 2023. Hal itu disebabkan oleh kenaikan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang meningkat.
Selain itu, divisi agribisnis naik 36% menjadi Rp 399 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit (CPO), serta kenaikan volume penjualan CPO dan produk turunannya. Sedangkan, divisi infrastruktur dan logistik melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 24% menjadi Rp 620 miliar, yang disebabkan oleh kenaikan kinerja bisnis logistik dan jalan tol.
Lebih lanjut, divisi teknologi informasi yang digawangi PT Astra Graphia Tbk (ASGR) yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan, mencatat peningkatan laba bersih 24% menjadi Rp 63 miliar. Serta divisi properti ASII melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 38% menjadi Rp 94 miliar.
Apabila melihat dari sisi neraca, total aset ASII mencapai Rp 466,01 triliun semester I 2024. Kemudian liabilitas perusahaan juga naik menjadi Rp 211,83 triliun. Di sisi lain, ekuitas ASII juga naik menjadi Rp 254,18 triliun per Juni 2024.