Emiten Prajogo Pangestu Chandra Asri Rugi Rp 770 M di Semester I, Bengkak 7.999%
Emiten orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), membukukan rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 47,46 juta atau Rp 770,90 miliar (kurs: 16,241) pada semester I 2024. Rugi tersebut membengkak sebanyak 7999,7% secara year on year (yoy) dibandingkan periode tahun lalu US$ 586 ribu atau Rp 9,5 miliar pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan TPIA juga tergerus menjadi US$ 866,49 juta atau Rp 14,08 triliun pada semester I 2024. Perolehan tersebut anjlok 19,3% secara yoy dari periode yang sama sebelumnya US$ 1,07 miliar atau senilai Rp 17,45 triliun pada 2023.
Secara rinci, segmen penjualan lokal polyolefin berkontribusi US$ 500,31 juta, styrene monomer US$ 118,06 juta, butadiene US$ 38,55 juta, olefin US$ 16,84 juta, dan penjualan daya listrik dan jasa kelistrikan lainnya US$ 45,07 juta.
Dengan demikian segmen penjualan lokal berkontribusi total senilai US$ 718,84 miliar atau Rp 11,67 triliun pada semester I 2024. Sedangkan penjualan luar negeri berkontribusi sebesar US$ 145,48 juta atau Rp 2,36 triliun. Tak hanya itu, jumlah pendapatan dari kontrak kepada pelanggan sebesar US$ 864,32 miliar dan sewa tangki dan dermaga US$ 2,16 miliar per Juni 2024.
Dari sisi neraca, total aset emiten Prajogo Pangestu itu turun 6,9% menjadi US$ 5,22 miliar semester I 2024. Lalu ekuitas TPIA juga turun 2,8% menjadi US$ 2,91 miliar per Juni 2024. Kemudian total liabilitas perusahaan juga turun 11,6% menjadi Rp 2,31 miliar per semester I 2024.
Direktur Chandra Asri Group, Suryandi, menyampaikan bahwa per 30 Juni 2024, Chandra Asri Group mempertahankan liquidity pool yang kuat sebesar US$ 2,2 miliar, terdiri dari kas dan setara kas sebesar US$ 1,1 miliar, surat berharga senilai US$ 0,9 miliar, dan available committed revolving credit facilities sebesar US$ 0,2 miliar.
Suryandi mengatakan perusahaan mencatatkan EBITDA positif sebesar US$ 18,0 juta pada semester I2024. Hasil ini sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi pasar global yang penuh tantangan dan pemeliharaan terjadwal Turnaround Maintenance (TAM) pada kuartal II 2024. Pemeliharaan rutin ini memastikan keandalan, keselamatan, dan kepatuhan terhadap regulasi dari fasilitas TPIA.
“Kami terus fokus dan melaksanakan strategi kami untuk mencapai pertumbuhan eksponensial dan berkelanjutan,” kata Suryandi dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (1/8).
Manajemen Chandra Asri menjelaskan pendapatan bersih turun 19,3% dipengaruhi oleh gangguan supply-demand eksternal dan TAM terjadwal yang menyebabkan penurunan volume penjualan di semester I 2024.
Kemudian volume penjualan pada semester I 2024 adalah 91 KT, menurun sebesar 105 KT dibandingkan dengan semester I 2023, dengan TAM yang memberikan tekanan signifikan pada kapasitas produksi.