Global Sukses Digital (DOSS) Tetapkan Harga IPO Rp 135, Potensi Raup Rp 60,75 M
Emiten alat fotografi, PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) mematok harga saham penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Rp 135 per lembar.
Dari aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 60,75 miliar, dan dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Agustus 2024.
Berdasarkan prospektus yang dikutip pada Jumat (2/8), harga saham perdana tersebut merupakan nilai atas dari harga penawaran awal di rentang Rp 130-135 per lembar.
Emiten perdagangan eceran alat fotografi itu melepas maksimal 450 juta lembar saham atau 26,09% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO. Adapun PT Samuel Sekuritas Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran saham perdana Global Sukses Digital.
Berdasarkan informasi yang disampaikan dalam prospektus, DOSS akan menggunakan 27,4% dari dana IPO untuk belanja modal atau capital expenditure. Dana ini termasuk biaya sewa gerai, pengembangan gerai baru, dan renovasi gerai lama mulai tahun 2024 dan 2025.
Secara rinci, penggunaannya meliputi perluasan area gerai di Ratu Plaza Mall hingga 1.500 m² serta pembukaan gerai baru di Banjarmasin, Semarang, Kendari, dan Medan. Biaya gerai baru di masing-masing kota mencakup sewa dan renovasi.
Kemudian 72,6% dari dana IPO akan dialokasikan untuk modal kerja perusahaan, demi mendukung kegiatan usaha utama dan operasional.
Hal itu termasuk pembiayaan untuk pengadaan, distribusi, kelengkapan persediaan, dan beban operasional lainnya pada tahun 2024 dan 2025, baik di gerai lama di Ratu Plaza Mall maupun di gerai baru di Banjarmasin, Semarang, Kendari, dan Medan.
Demi menarik minat investor, di dalam prospektus, DOSS juga berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 30% atas laba bersih perseroan.
Bila menilik laporan keuangan perusahaan, laba bersih untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023 naik 32,25% menjadi Rp 23,73 miliar. Tahun sebelumnya DOSS membukukan laba sebesar Rp 17,94 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 6,10 miliar atau 27,84%.