Bursa Wall Street Berfluktuasi, S&P 500 dan Nasdaq Berguguran
Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street bergerak fluktuatif pada penutupan perdagangan Rabu (4/9), dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatat penurunan untuk sesi kedua berturut-turut di awal bulan September yang lesu.
Indeks S&P 500 turun 0,16% dan ditutup di angka 5.520,07. Sementara itu, Nasdaq Composite melemah 0,3% ke level 17.084,30. Sedangkan Dow Jones Industrial Average menjadi satu-satunya indeks bursa AS yang mengalami kenaikan tipis, terapresiasi 38,04 poin atau 0,09% dan berakhir di 40.974,97.
Co-Chief Investment Officer di Truist Keith Lerner mengatakan bada sedikit pemulihan di pasar setelah aksi jual sebelumnya. Akan tetapi, ia melihat para investor masih merasa gelisah dan ragu-ragu terhadap pasar saham.
"Semua orang menunggu laporan ketenagakerjaan yang akan dirilis pada hari Jumat (6/9). Hingga saat itu, kita berada dalam mode bertahan," kata Lerner, dikutip dari CNBC pada Kamis (5/9).
Harga saham Nvidia turun 1,7% setelah Bloomberg melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS mengirimkan surat panggilan pengadilan kepada perusahaan pembuat cip tersebut. Penurunan ini terjadi setelah harga saham Nvidia anjlok lebih dari 9% pada hari Selasa (3/9) di tengah lemahnya sektor semikonduktor.
Beberapa saham teknologi dan cip megapiksel berhasil bangkit pada hari Rabu (4/9). Harga saham Advanced Micro Devices dan Tesla masing-masing naik sekitar 3% dan 4%. Saham Meta Platforms, Marvell Technology, Broadcom, dan Qualcomm juga mencatatkan kenaikan meskipun tipis.
Kenaikan ini terjadi setelah saham-saham tersebut terangkat dari posisi terendahnya, seiring dengan normalisasi sementara kurva imbal hasil pasar obligasi pemerintah AS. Sebelumnya, kurva imbal hasil sempat terbalik di mana suku bunga pada obligasi pemerintah AS tenor sepuluh tahun lebih rendah dibandingkan dengan obligasi dua tahun. Ini merupakan sinyal umum dari potensi resesi sehingga sempat memicu kekhawatiran investor.
Pada hari Rabu (4/9), imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor sepuluh tahun kembali sejajar dengan imbal hasil obligasi pemerintah tenor dua tahun pada satu titik dan bahkan sempat meningkat sedikit.
Wall Street baru saja keluar dari sesi perdagangan yang mengalami penurunan, sejumlah indikator utama mencatatkan hari terburuknya sejak aksi jual pada 5 Agustus lalu. Saham-saham perusahaan besar mengalami tekanan dan data ekonomi terbaru menunjukkan indikasi melambatnya pertumbuhan ekonomi di AS.
Sid Vaidya, Kepala Strategi Investasi di TD Wealth, mengatakan para trader bersiap menghadapi lebih banyak fluktuasi di bulan September, dengan banyak yang memprediksi penurunan sebesar 5% atau lebih untuk pasar saham. Meski begitu, Vaidya menegaskan penurunan harga saham yang terjadi beberapa minggu terakhir tidak perlu membuat investor khawatir karena ini adalah hal biasa yang terjadi dalam jangka pendek.
“Kami tidak akan mengubah strategi kami hanya berdasarkan perubahan kecil dalam satu atau dua hari terakhir,” ujarnya.