GOTO Cabut dari Vietnam, Analis Prediksi Lonjakan Profit
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memutuskan untuk menghentikan operasionalnya di Vietnam, untuk menyederhanakan fokus bisnis. Keputusan ini dinilai oleh para analis akan memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan, dengan potensi mengurangi kerugian yang ada.
Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan mengatakan, langkah GOTO menutup bisnis On-Demand Service (ODS) di Vietnam dapat mempercepat pencapaian target profitabilitas perusahaan. Langkah ini diharapkan memungkinkan GOTO untuk lebih memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas layanan di Indonesia.
“Ekosistem digital GOTO di Indonesia sudah lengkap. ODS dilengkapi dengan fintech dan juga bermitra dengan e-commerce. Adanya potensi cross selling, antar unit bisnis memungkinkan tingkat monetisasi menjadi lebih optimal serta positif untuk bottom-line” kata Rudy dalam keterangan resminya, Kamis (9/4).
Rudy juga menjelaskan jika GOTO sudah memiliki modal kuat di Indonesia dengan memahami karakteristik konsumen. Spesifik pada segmen ODS, ia mencontohkan inovasi pada kasus layanan HEMAT. Dengan adanya HEMAT, basis pelanggan GOTO tumbuh double digit baik secara kuartalan maupun tahunan. Tidak hanya itu, produktivitas mitra pengemudi juga meningkat.
"Dengan market Indonesia yang lebih besar, menguntungkan, serta posisi GOTO yang sudah market leader sudah cukup untuk mengantarkan GOTO mencapai profitabilitas dengan lebih fokus dan terarah," tuturnya.
Jika dibandingkan harus mempertahankan ekspansi internasional dengan investasi yang mahal. Ini keputusan yang rasional dan tepat.
Analis Semesta Aset Manajemen menilai keputusan menarik bisnis GOTO di Vietnam keputusan bisnis tersebut rasional dan sudah tepat.
Memperkuat posisi di pasar lokal akan jauh lebih menguntungkan bagi GOTO di tahap ini dibandingkan dengan mempertahankan ekspansi internasionalnya.
Menurutnya pasar Indonesia masih jauh lebih menarik dibandingkan Vietnam untuk ekonomi digital terutama transportasi dan pengantaran makanan.
Ia mencontohkan nilai transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV) segmen transport dan food delivery di Indonesia diperkirakan oleh laporan Google, Bain & Temasek tahun lalu mencapai US$ 7 miliar dan berpotensi menyentuh angka US$ 9 miliar di 2025.
Sementara itu, size pasar Vietnam untuk sektor tersebut bahkan nilainya tidak sampai setengah ukuran pasar Indonesia. Selain faktor nilai pasar Ibrahim juga menjelaskan bahwa perilaku konsumen di Indonesia yang turut menentukan.