IHSG Diprediksi Tembus 7.800, JP Morgan Unggulkan Tiga Sektor Ini

Patricia Yashinta Desy Abigail
5 September 2024, 20:31
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Perdagangan IHSG di akhir pekan ini ditutup melemah 17,04 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.880,3.
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Perdagangan IHSG di akhir pekan ini ditutup melemah 17,04 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.880,3.
Button AI Summarize

JP Morgan Indonesia menyatakan tiga sektor pilihan hingga 2024 yaitu sektor perbankan, konsumer dan properti. Prediksi itu dipengaruhi sentimen penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed dan Bank Indonesia pada tahun ini.

Head of Research and Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo ,menjelaskan The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga di 2024 dengan skema 50 basis poin pada September dan November. Lalu pemangkasan suku bunga akan berlanjut pada Desember yakni 25 basis poin. Sehingga total pemotongan suku bunga The Fed menjadi 125 basis poin di 2024 ini.

Sementara untuk pemotongan suku bunga Bank Indonesia diproyeksikan bakal terjadi sebesar 50 bps untuk September dan Desember 2024. Pemotongan suku bunga ini menjadi alasan investor untuk kembali memilih saham perbankan untuk koleksi investasinya.

"Sebanyak 60% dari komposisi IHSG terbanyak yaitu sektor perbankan. Dengan penurunan suku bunga membuat para fund manager seperti ETF akan mengincar saham-saham perbankan," kata Henry kepada media di Jakarta, Kamis (5/9).

Henry menyebut JP Morgan Indonesia menilai pemotongan suku bunga turut mengerek likuiditas di sektor properti maupun riil. Bahkan sektor ini akan lebih percaya diri untuk menggunakan pinjaman atau pun layanan perbankan lain ketika suku bunga lebih. Sektor properti juga mendapatkan angin segar dari pemangkasan suku bunga yang berdampak baik pada Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) lebih terjangkau.

Terakhir, alasan memilih sektor konsumer sebab proyeksi Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia yang menembus US$ 5.000 per kapita bahkan diprediksi lebih. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...