Kekhawatiran terhadap Ekonomi AS Bayangi Wall Street

Hari Widowati
9 September 2024, 06:01
Bursa Wall Street, bursa AS
ANTARA
Bursa Wall Street
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Ketidakpastian atas kesehatan ekonomi Amerika Serikat (AS) merembes ke seluruh pasar dan terlihat di Wall Street. Para investor bergulat dengan pergeseran kebijakan Federal Reserve, pemilu AS yang ketat, dan kekhawatiran akan valuasi yang melebar.

Saham-saham AS jatuh pada hari Jumat (6/9) setelah data ketenagakerjaan yang diawasi ketat menunjukkan momentum pasar tenaga kerja melambat lebih dari yang diharapkan. Data ini menunjukkan jalan yang lebih sempit bagi AS untuk mencapai soft landing di mana The Fed dapat mendinginkan inflasi tanpa merusak pertumbuhan ekonomi.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada pertemuan 17-18 September mendatang. Namun, data tersebut menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa kenaikan biaya pinjaman selama berbulan-bulan telah mulai menekan perekonomian. Hal ini merupakan perkembangan yang tidak diinginkan oleh para investor setelah prospek penurunan suku bunga dengan latar belakang pertumbuhan yang tangguh membantu mendorong S&P 500 mencetak rekor tertinggi tahun ini.

“Data menunjukkan bahwa kita tetap berada di jalur soft landing, tetapi jelas ada lebih banyak risiko penurunan yang akan membuat pasar menjadi sensitif,” kata Angelo Kourkafas, ahli strategi investasi senior di Edward Jones, seperti dikutip Reuters, Minggu (8/9). Menurutnya ekspektasi terhadap peningkatan volatilitas adalah hal yang realistis.

Bukti dari surutnya selera risiko muncul di seluruh pasar. Indeks S&P 500 turun 1,7% pada Jumat (6/9) dan telah kehilangan hampir 4,3% dalam seminggu terakhir. Ini merupakan penurunan mingguan terburuk sejak Maret 2023.

Saham produsen cip Nvidia turun lebih dari 4% dan berada di dekat level terendahnya dalam waktu sekitar satu bulan, jatuh bersama saham-saham teknologi terkenal lainnya. Sementara itu, indeks Volatilitas Pasar CBOE yang disebut sebagai “pengukur ketakutan” di Wall Street, mencapai level tertinggi dalam hampir satu bulan pada Jumat (6/9) lalu.

“Ada kekhawatiran bahwa The Fed tidak akan bereaksi cukup cepat atau cukup kuat untuk membantu mencegah sesuatu yang lebih buruk,” kata Keith Lerner, co-chief investment officer, Truist Advisory Services kepada Reuters, Jumat (6/9).

Data Tenaga Kerja dan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Beberapa faktor mengancam untuk memperparah ketidakpastian pasar. Pasar berjangka menunjukkan bahwa para investor memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed hampir mencapai 70%. Adapun peluang untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin mencapai 30%. Namun, bagi banyak orang, masalah ini masih jauh dari selesai.

“Pasar harus bergulat dengan penilaian yang dilakukan The Fed. Apakah data penggajian bulan Agustus mencerminkan pasar tenaga kerja yang kembali normal ke tingkat sebelum COVID-19 atau apakah itu menunjukkan ekonomi yang kehilangan momentum yang berbahaya,” kata Quincy Krosby, kepala strategi global untuk LPL Financial, dalam sebuah komentar tertulis.

Analis lainnya mengambil pandangan yang lebih redup. Analis Citi mengatakan bahwa laporan tersebut menjamin pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin di akhir bulan ini.

“Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai data pasar tenaga kerja sudah jelas, pasar tenaga kerja mendingin dalam pola klasik yang mendahului resesi,” tulis para analis di Citi.

Data inflasi minggu depan dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai kekuatan ekonomi dan membantu memperkuat spekulasi mengenai seberapa besar kemungkinan Fed akan memangkas suku bunga. Kekhawatiran akan valuasi juga muncul kembali.

Valuasi sudah Mahal

Indeks S&P 500 sudah naik lebih dari 13% tahun ini. Indeks ini diperdagangkan pada rasio harga terhadap pendapatan (price earning ratio/PER) hampir 21 kali perkiraan pendapatan 12 bulan ke depan pada hari Kamis (5/9). Menurut LSEG Datastream, PER S&P 500 ini jauh di atas rata-rata historisnya yaitu 15,7 kali.

Meskipun mengalami penurunan baru-baru ini, sektor teknologi S&P 500 sejauh ini merupakan kelompok terbesar dalam indeks yang diperdagangkan dengan PER lebih dari 28 kali, melampaui rata-rata jangka panjangnya sebesar 21,2 kali.

“Kami telah melangkah jauh dalam waktu yang relatif singkat dan saya pikir Anda mulai melihat beberapa bisnis melakukan perhitungan pada kecerdasan buatan (AI) dan bertanya apakah itu benar-benar sepadan dengan biayanya, yang akan membebani saham-saham teknologi besar,” kata Mark Travis, seorang manajer portofolio di Intrepid Capital Management.

Para investor juga mengamati dengan seksama pemilihan presiden AS yang ketat yang mulai memasuki masa-masa awal. Persaingan antara Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik dapat menarik lebih banyak perhatian investor pada hari Selasa (10/9), ketika kedua kandidat berdebat untuk pertama kalinya menjelang pemungutan suara pada tanggal 5 November.

Sejauh ini, gejolak pasar telah memperkuat reputasi bulan September sebagai waktu yang sulit bagi para investor. S&P 500 telah turun rata-rata hampir 0,8% di bulan September sejak 1945, menjadikannya bulan terburuk untuk saham, data CFRA menunjukkan. Indeks ini telah turun 4% sejak bulan ini dimulai.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...