Tupperware Berencana Ajukan Pailit, Harga Saham Anjlok
Tupperware Brands Corporation sedang bersiap-siap untuk mengajukan kebangkrutan (pailit) paling cepat pada pekan ini. Laporan Bloomberg mengutip sumber-sumber yang mengetahui rencana tersebut. Tupperware menghadapi tantangan setelah upaya bertahun-tahun untuk menghidupkan kembali bisnis ini terbebani oleh berkurangnya permintaan.
Merek perlengkapan rumah tangga, yang selama hampir seabad ini dikenal sebagai perusahaan penyimpanan makanan ini, berencana untuk meminta perlindungan pengadilan setelah melanggar perjanjian-perjanjian utangnya. Menurut sumber Bloomberg, Tupperware meminta penasihat hukum dan keuangan, untuk membahas pengajuan kebangkrutan tersebut.
Saham Tupperware anjlok 57,51% ke level US$0,5099 (Rp 7.818) di Bursa New York karena berita ini pada penutupan perdagangan Senin (16/9).
Persiapan kebangkrutan ini menyusul negosiasi yang berlarut-larut antara Tupperware dan para kreditornya mengenai restrukturisasi utang senilai lebih dari US$700 juta (Rp 10,73 triliun). Para kreditor setuju untuk memberikan ruang bernafas pada persyaratan pinjaman yang dilanggar tahun ini. Namun, kondisi keuangan perusahaan terus memburuk.
Namun, rencana tersebut belum final dan bisa berubah. Seorang perwakilan Tupperware menolak berkomentar mengenai kabar ini.
Tupperware telah bertahun-tahun memperingatkan keraguan akan kemampuannya untuk bertahan dalam bisnis. Pada Juni lalu, perusahaan berencana untuk menutup satu-satunya pabriknya di Amerika Serikat dan memberhentikan hampir 150 karyawannya.
Tahun lalu, perusahaan ini mengganti Chief Executive Officer Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan sebagai bagian dari upaya untuk membalikkan keadaan. Tupperware telah menunjuk Laurie Ann Goldman sebagai CEO yang baru.