Star Energy Geothermal Menang Tender, Investasi Capai Rp 5,28 Triliun
Anak perusahaan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), Star Energy Geothermal, baru saja diumumkan sebagai pemenang tender di International Geothermal Conference and Exhibition 2024 (IIGCE).
Dalam pengumuman tersebut, Star Energy Geothermal diperkirakan akan menambah kapasitas terpasangnya sebesar 102,6 megawatt (MW). Investasi yang dialokasikan untuk inisiatif ini mencapai US$ 346 juta, yang setara dengan Rp 5,28 triliun berdasarkan kurs 15.280 per dolar AS. Tender ini menjadi komitmen berkelanjutan Star Energy Geothermal dalam pengembangan energi terbarukan dan memperkuat posisi perusahaan dalam industri energi geotermal global.
CEO Barito Renewables, Hendra Tan menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan langkah penting Star Energy Geothermal yang menegaskan komitmen perusahaan dalam mengembangkan infrastruktur energi terbarukan di Indonesia. Melalui peningkatan kapasitas dan pembaruan pembangkit yang ada, kata Hendra, Star Energy berupaya menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan efisien untuk energi bersih di Tanah Air.
“Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas, tetapi juga mendorong kemajuan teknologi dalam energi panas bumi,” kata Hendra dalam keterangannya, Rabu (18/9).
Inisiatif strategis ini demi meningkatkan kapasitas Star Energy Geothermal melalui proyek retrofitting dan penambahan kapasitas baru. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas berbagai unit geothermal yang dioperasikan oleh Star Energy, tetapi juga mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target emisi nol bersih.
Berikut inisiatif utama Star Energy Geothermal:
A. Penambahan Pembangkit Baru/Ekspansi
1. Ekspansi Salak Unit 7 (penambahan 40 MW)
Mitra: JO PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri
Proyek ini akan menambah 40 MW di lapangan panas bumi Salak, dengan memanfaatkan program penataan ulang injeksi Salak.
2. Ekspansi Wayang Windu Unit 3 (penambahan 30 MW)
Mitra: PT Inti Karya Persada Teknik
Ekspansi ini akan menambah 30 MW di lapangan panas bumi Wayang Windu, mengoptimalkan fasilitas permukaan yang ada untuk meningkatkan kapasitas total.
B. Peningkatan Kapasitas di Unit yang Ada
1. Retrofit Wayang Windu Unit 1 & 2 (peningkatan 18,4 MW)
Mitra: Konsorsium Fuji Electric Co. Ltd. (lead firm) dan PT Wasa Mitra Engineering
Retrofit ini bertujuan untuk meningkatkan teknologi dan efisiensi Wayang Windu Unit 1 & 2, dengan peningkatan kapasitas total pembangkit sebesar 18,4 MW.
Hal ini akanmeningkatkan kapasitas setiap unit menjadi 124,45 MW dan lebih memastikan keandalan jangka panjang pembangkit listrik.
2. Retrofit Salak Unit 4, 5, dan 6 (peningkatan 7,2 MW)
Mitra: PT Fuji Electric Indonesia
Proyek Retrofit Salak akan mengganti rotor turbin dan diafragma dengan desain terkini, meningkatkan efisiensi dan menambah kapasitas gabungan Unit 4, 5, dan 6 sebesar 7,2 MW.
3. Retrofit Darajat Unit 3 (peningkatan 7 MW)
Mitra: PT Mitsubishi Power Indonesia
Melalui peningkatan teknologi, Retrofit Darajat Unit 3 akan meningkatkan efisiensi energi dan menambah kapasitas sebesar 7 MW, meningkatkan kapasitas total dari 122 MW menjadi 129 MW.
C. Kolaborasi Layanan Laboratorium
Mitra: PT Pertamina Geothermal Energy Tbk
Kemitraan ini akan berfokus pada pengambilan sampel dan analisis fluida geothermal untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Dengan demikian, pengembangan proyek-proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas dari 230,5 MW menjadi 278,9 MW di Wayang Windu, dari 381 MW menjadi 428,2 MW di Salak, dan dari 274,5 MW menjadi 281,5 MW di Darajat.
Kemudian pengembangan ini sesuai dengan syarat dan ketentuan Kontrak Operasi Bersama (KOB), yang memungkinkan Star Energy Geothermal untuk meningkatkan kapasitas hingga 400 MW di Wayang Windu, 495 MW di Salak, dan 330 MW di Darajat.