Bursa Saham Jepang Anjlok Setelah Shigeru Ishiba Terpilih Sebagai PM
Nikkei 225 Jepang anjlok lebih dari 4% pada Senin (30/9). Penurunan bursa saham Jepang terjadi saat investor mencerna kemenangan Shigeru Ishiba yang akan menggantikan Fumio Kishida sebagai perdana menteri Jepang.
Yen Jepang melemah 0,29% terhadap dolar, dan diperdagangkan pada 142,63.
Pergerakan di pasar Jepang terjadi saat investor mencerna kemenangan Shigeru Ishiba dalam pemilihan Partai Demokrat Liberal Jumat lalu. Mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba telah menang dalam upaya kelimanya untuk menjadi perdana menteri Jepang.
Kebijakan Moneter Ishiba
Ishiba, mengatakan kebijakan moneter Jepang harus tetap akomodatif, yang menandakan perlunya menjaga biaya pinjaman tetap rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh. Belum jelas apakah Ishiba, yang telah menjadi kritikus vokal pelonggaran moneter agresif Bank of Japan di masa lalu, mengambil garis yang lebih dovish dengan pernyataannya.
"Itu adalah sesuatu yang akan diputuskan oleh Bank of Japan, yang diberi mandat untuk mencapai stabilitas harga, saat bekerja sama erat dengan pemerintah," kata Ishiba pada Minggu (30/9), dikutip dari Reuters.
"Dari sudut pandang pemerintah, kebijakan moneter harus tetap akomodatif sebagai tren mengingat kondisi ekonomi saat ini," katanya.
Mengenai kebijakan fiskal, Ishiba mengatakab akan berusaha menyusun paket langkah-langkah pada tahap awal untuk meredam pukulan ekonomi dari kenaikan biaya hidup. Dia akan fokus membantu rumah tangga berpendapatan rendah.
Suku Bunga Jepang
Ishiba, mantan menteri pertahanan, akan menjadi perdana menteri pada Selasa (1/10). Setelah kemenangannya, Ishiba mengatakan kebijakan moneter secara umum akan tetap longgar. Namun, ia mengisyaratkan tidak akan menolak kenaikan lebih lanjut pada suku bunga yang masih mendekati nol.
Bank of Japan mengakhiri suku bunga negatif pada Maret dan menaikkan biaya pinjaman jangka pendek menjadi 0,25% pada Juli dalam perubahan penting dari program stimulus radikal selama satu dekade.
Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, telah mengisyaratkan kesiapan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika Jepang membuat kemajuan menuju pencapaian target inflasi bank sebesar 2% secara berkelanjutan, seperti yang diproyeksikan oleh dewan.
Ishiba mengatakan pada Agustus bahwa BOJ berada di "jalur kebijakan yang tepat" dengan mengakhiri suku bunga negatif dan mendukung normalisasi kebijakan moneter lebih lanjut. Hal itu dapat meningkatkan daya saing industri.
Namun dalam sebuah wawancara bulan ini, ia mengatakan Jepang harus memprioritaskan keluar sepenuhnya dari deflasi dan memperingatkan tanda-tanda lemah dalam konsumsi.