Pemangkasan Subsidi BBM Diproyeksi Bakal Tekan Kinerja Blue Bird (BIRD)
Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan kinerja emiten taksi PT Blue Bird Tbk (BIRD) akan tertekan imbas pemangkasan subsidi BBM yang akan dilakukan pada 2025. Meskipun kinerja BIRD pada semester pertama 2024 cukup baik, risiko kenaikan biaya operasional diprediksi memengaruhi struktur biaya perusahaan, ditambah dengan persaingan yang semakin ketat di sektor transportasi.
“Serta pemulihan daya beli yang lebih lambat,” tulis Senior Equity Research Analyst di Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli dalam risetnya, Senin (30/9).
Mirae Asset juga menyampaikan BIRD mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan pendapatan, EBITDA, dan laba bersih masing-masing naik 15,4%, 7%, dan 8,4% secara kuartalan. Kinerja yang solid ini didorong oleh pemulihan bisnis taksi dan ekspansi di sektor non-taksi.
Tak hanya itu, Blue Bird juga berencana menambah armada dengan sekitar 1,2 juta hingga 1,8 juta unit taksi dan 0,8 juta hingga 1,2 juta unit non-taksi. Saat ini, Mirae Asset menyebut sektor non-taksi menyumbang 26,9% dari total pendapatan perusahaan dan ditargetkan mencapai 30%.
Di sisi lain, berdasarkan pergerakan sahamnya, BIRD ditutup turun 0,51% ke level Rp 1.950 per lembar saham pada perdagangan sesi pertama siang ini, Senin (30/9). Adapun nilai transaksinya Rp 3,12 miliar dengan volume yang diperdagangkan 1,60 juta dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 4,88 triliun.
Alasan Subsidi Energi untuk BBM Dipangkas
Kementerian Keuangan dan Badan Anggaran DPR sepakat untuk memangkas anggaran subsidi energi pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025. Di saat bersamaan, pemerintah juga berencana untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi pada Oktober 2024.
“Di dalam kesepakatan Panja, ada sedikit perubahan dari perhitungan subsidi energi. Kalau kita lihat subsidi energi BBM tertentu dan LPG tabung 3 kilogram terjadi penurunan dari Rp 114,3 triliun menjadi Rp 113,7 triliun,” kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (4/9).
Dengan begitu, anggaran BBM tertentu dan LPG tabung 3 kilogram turun Rp 600 miliar. Lalu untuk anggaran subsidi jenis BBM tertentu turun Rp 40 miliar. Sementara untuk subsidi listrik juga terjadi penurunan anggaran sebesar Rp 500 miliar menjadi Rp 89,7 triliun.
“Penurunan anggaran ini karena ada perubahan dari kurs rupiah,” ujar Sri Mulyani.