Harga Minyak Bergolak, Mayoritas Saham Migas Melonjak
Harga saham sejumlah emiten sektor energi mengalami kenaikan di tengah fluktuasi harga minyak global. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya tensi di Timur Tengah, yang memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak mentah.
Kondisi ini menyebabkan harga minyak dunia kembali merangkak naik. Mengutip laporan Reuters, pada perdagangan Kamis (3/10), harga minyak mentah berjangka Brent mengalami kenaikan 64 sen, atau 0,87%, menjadi U$74,54 per barel.
Kondisi pasar yang positif ini turut mendorong harga saham-saham di sektor migas. Mengutip aplikasi RTI, saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC), yang mengalami penguatan sebesar 20 poin atau 1,43%, membawa harga sahamnya ke level Rp1.420 per lembar. Kenaikan ini sejalan dengan sentimen positif yang berkembang di pasar energi, di mana pelaku pasar bereaksi terhadap potensi kenaikan harga minyak.
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga turut mengalami penguatan, meskipun lebih moderat, dengan kenaikan 5 poin atau 0,32% yang membawa sahamnya ke posisi Rp1.585 per saham. Di sisi lain, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) terpantau stagnan di level Rp238 per saham, tanpa perubahan harga dalam perdagangan terkini.
Harga saham Rukun Raharja Tbk (RAJA) mengalami lonjakankan sebesar 120 poin atau 8,89%, menjadikannya salah satu yang mencatatkan kenaikan tertinggi pada hari ini dengan harga saham mencapai Rp1.470 per lembar. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) juga mengalami kenaikan sebesar 2 poin atau 1,60%, sehingga sahamnya diperdagangkan pada Rp127 per lembar.
Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turut menunjukkan tren positif dengan penguatan sebesar 20 poin atau 1,39%, membawa harga sahamnya ke level Rp1.460 per saham.
Sebelumnya, Konflik Timur Tengah semakin memanas lantaran Israel menyerang daerah Bochoura, Beirut. Serangan ini menyebabkan dua orang tewas dan 11 lainnya terluka. Memanasnya konflik juga dipicu oleh serangan Iran pada Selasa lalu yang menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel.
Meski konflik kian meluas di Timur Tengah, kekhawatiran pasokan minyak sempat mereda pada Rabu (2/10) karena didukung data peningkatan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga.
Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat mencatat persediaan minyak mentah mereka naik 3,9 juta barel menjadi 417 juta barel dalam seminggu terakhir. “Bertambahnya persediaan minyak ini menambah bukti bahwa pasokan pasar dalam keadaan baik dan dapat bertahan dari gangguan apapun,” kata para analis ANZ dikutip dari Reuters pada Kamis (10/3).