Manulife Aset Manajemen Rekomendasikan Sektor Perbankan hingga Telekomunikasi

Patricia Yashinta Desy Abigail
9 Oktober 2024, 12:30
Manulife Aset Manajemen Indonesia melihat potensi pertumbuhan di sektor finansial, telekomunikasi, dan consumer staples menjelang era penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dan The Fed.
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.
Manulife Aset Manajemen Indonesia melihat potensi pertumbuhan di sektor finansial, telekomunikasi, dan consumer staples menjelang era penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dan The Fed.
Button AI Summarize

Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memberikan rekomendasi untuk sektor saham finansial, telekomunikasi, dan consumer staples sebagai pilihan investasi yang menarik, seiring dengan kebijakan pemangkasan suku bunga yang diambil oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), serta Bank Indonesia.

Chief Investment Officer Equity MAMI, Samuel Kesuma, menyebutkan bahwa Bank Indonesia merasa cukup percaya diri untuk mulai menurunkan suku bunga. Hal ini tidak lepas dari sinyal yang diberikan oleh The Fed sejak beberapa bulan sebelumnya, terutama melalui pernyataan yang menunjukkan melemahnya sektor tenaga kerja di AS.

Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memberikan stimulus positif bagi sektor-sektor yang dianggap defensif dan tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi, seperti finansial, telekomunikasi, dan consumer staples. Dengan penurunan suku bunga yang berpotensi meningkatkan daya beli dan pertumbuhan ekonomi, saham-saham di sektor ini diprediksi akan mendapat manfaat dari kebijakan moneter yang lebih longgar, memberikan peluang bagi para investor untuk memanfaatkan momentum tersebut.

Ia menyebut faktor lain adalah rupiah yang mulai stabil, dan inflasi yang terus melandai membuat fokus kebijakan BI sedikit-sedikit mulai beralih dari pro-stability menjadi lebih seimbang antara stabilitas dan pertumbuhan.

Samuel memperkirakan di kuartal keempat ini BI masih akan kembali menurunkan suku bunga, sebagai antisipasi menopang pertumbuhan di tengah risiko perlambatan ekonomi global dan domestik. Seperti yang terlihat dari kecenderungan deflasi akhir-akhir ini.

"Proyeksi kami, sampai akhir 2024 ini BI Rate akan berada di kisaran 5,5% sampai 5,75%," tulis Samuel dalam risetnya, Rabu (9/10).

Ia berpendapat awal siklus pemangkasan suku bunga dapat menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk berinvestasi di saham. Secara historis pasar saham Indonesia konsisten mencatat kinerja positif dalam periode pemangkasan suku bunga.

Dari sisi valuasi pun, per akhir September ini pasar saham terlihat menarik dengan price earnings (PE) IHSG 13,7 kali dibandingkan rata-rata 15 kali.

"Kondisi ini merupakan titik masuk menarik bagi investor," jelas Samuel.

Dari penjelasan tersebut Samuel memilih sektor yaitu yang pertama finansial, perbankan diperkirakan akan membukukan kinerja pertumbuhan laba yang lebih baik tahun depan seiring dengan tren suku bunga yang lebih rendah dan kondisi likuiditas yang lebih baik. Ia menilai tekanan jual jangka pendek dari investor asing memberi peluang akumulasi untuk investor jangka panjang.

Kedua, sektor telekomunikasi. Ia menjelaskan keputusan beberapa operator untuk menaikkan harga paket data mengurangi kekhawatiran akan eskalasi kompetisi di industri telekomunikasi. Menurutnya, pemulihan bertahap di daya beli masyarakat juga akan mendukung kinerja laba emiten tahun depan.

Ketiga, sektor consumer staples. Valuasi emiten konsumer secara umum berada di level yang menarik, jika dibandingkan dengan kinerja fnansial emiten yang cukup baik tahun ini.

"Daya beli konsumen diperkirakan akan terus berangsur membaik tahun depan," tuturnya.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...