Prospek Saham Bank Panin Usai Dikabarkan Bakal Dijual ANZ dan Keluarga Gunawan
NH Korindo Sekuritas Indonesia menanggapi perihal Bank asal Australia, ANZ, dan keluarga Gunawan yang dikabarkan akan menjual kepemilikan saham gabungan mereka di PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank. Nilai pasar saham Panin Bank yang akan dilepas sekitar US$ 2 miliar (Rp 30,97 triliun dengan kurs Rp 15.486 per dolar AS).
Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi menilai aksi tersebut bisa menjadi peluang bagi investor strategis, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengambil alih kepemilikan. Namun belum ada kepastian apakah keluarga Mu’min Ali Gunawan dan generasi penerusnya masih berminat melanjutkan kepemimpinan di Bank Panin.
Jika dibandingkan dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), kepemimpinan generasi berikutnya terlihat lebih jelas karena sudah ada perwakilan dari keluarga di jajaran direksi perusahaan. Namun masa depan kepemimpinan Panin masih belum pasti, meski ada anggota keluarga menjadi pemegang saham Panin Bank.
“Kalau secara prospek, kita lihat memang dari dulu diisukan mau dijual gitu,” kata Leo ketika ditemui Katadata.co.id di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/10).
Apalagi, Panin Bank merupakan salah satu bank yang memiliki permodalan kuat, bahkan sejak kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada 1998. Namun, pemilik Panin justru memiliki pendekatan konservatif dalam menjalankan bisnisnya. Panin Bank juga termasuk salah satu bank swasta di Indonesia yang bukan dimiliki asing dan masih dipengaruhi oleh keluarga konglomerat.
Secara valuasi, harga saham Bank Panin masih berada di bawah Price to Book Value (PBV) 1, meskipun termasuk dalam kategori Kriteria Bank Mikro Indonesia (KBMI) 3 atau di atasnya.
Price to Book Value (PBV) 1 berarti bahwa nilai pasar saham bank tersebut lebih rendah daripada nilai buku asetnya. PBV adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham. Sementara itu, kategori KBMI 3 berarti bahwa Panin Bank memiliki modal yang cukup kuat dan berada di kategori yang lebih baik dalam hal kekuatan finansial.
Jika membandingkan dengan saham BBCA, perbankan raksasa itu memiliki valuasi mencapai 5 kali Price to Book Value (PBV). Tingginya valuasi tersebut dianggap wajar untuk BBCA karena bank tersebut memiliki portofolio bisnis yang kuat dan stabilitas yang baik di pasar. “Panin itu sebenarnya, kalau kita belajar dari sejarah, Panin itu menarik,” ujar Leo.
Dengan begitu, saham Panin Bank (PNBN) tetap menarik untuk dicermati investor, terutama setelah naik signifikan dalam tiga bulan terakhir. Dalam periode satu setengah hingga dua bulan terakhir, harga sahamnya diperkirakan telah naik sekitar 20%-30%.
Meski secara teknikal ada potensi kenaikan lebih lanjut, namun ada risiko saham PNBN bisa overbought karena kenaikannya yang cepat, harga sahamnya juga sudah terlalu tinggi dan rawan koreksi. Sehingga, jika terjadi koreksi, harga saham PNBN dapat turun kembali ke level sekitar Rp 1.600.
Berdasarkan penutupan perdagangan Senin (14/10), saham Bank Pan Indonesia (PNBN) menguat 3,15% ke Rp 1.800 per lembar saham dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 43,34 triliun. Jika melihat pergerakan sahamnya, PNBN terapresiasi 22,45% dalam seminggu terakhir dan melesat 42,86% dalam tiga bulan terakhir.
BEI Cecar Panin Bank
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada manajemen Panin Bank terkait kabar bahwa bank Australia, ANZ, dan keluarga Gunawan bakal mempertimbangkan rencana untuk menjual kepemilikan saham gabungan mereka.
Direktur Utama Bank Panin, Herwidayatmo menjelaskan, bahwa perusahaan tidak mengetahui kebenaran isu yang beredar, karena informasi tersebut bukan berasal dari manajemen Bank Panin. Herwidayatmo menegaskan bahwa tidak ada informasi, fakta, atau kejadian penting lainnya yang dapat mempengaruhi secara material kelangsungan bisnis perusahaan.
“Selain itu, tidak ada informasi yang dapat memengaruhi harga saham perseroan yang belum diungkapkan oleh perseroan kepada BEI,” kata Herwidayatmo dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (8/10).