BOAT Resmi Melantai di Bursa, Saham Naik 19% pada Debut Perdana

Nur Hana Putri Nabila
12 November 2024, 10:25
PT Newport Marine Services Tbk (BOAT) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (12/11).
Katadata
PT Newport Marine Services Tbk (BOAT) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (12/11).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Newport Marine Services Tbk (BOAT) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (12/11). Perusahaan menjadi emiten ke-38 di bursa pada tahun ini dan menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan.

Pada debut perdananya, saham BOAT dibuka melesat ke level Rp 130 per lembar saham. Kemudian hingga pukul 09.36 WIB sahamnya melonjak 19% ke level Rp 119. Sebelumnya perusahaan mematok harga saham penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 100 per saham.

Adapun volume saham yang diperdagangkan tercatat 307,72 juta dengan nilai transaksinya Rp 36,34 miliar. Tak hanya itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 27.045 kali. Adapun kapitalisasi pasar Newport Marine Services pagi ini senilai Rp 416,70 miliar.

BOAT melepas satu miliar lembar saham atau 28,57% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO. Perusahaan yang bergerak dalam bidang penyewaan kapal itu berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 100 miliar. Namun, mayoritas dana yang diraup dari IPO itu akan digunakan perusahaan untuk bayar utang.

Direktur Utama Newport Marine Services, Sujaya Soekarno Putra, mengatakan bahwa melalui IPO ini perusahaan berharap dapat memperkuat modal untuk mendukung ekspansi layanan dan operasional. 

“Kami berkomitmen untuk tetap transparan, bertanggung jawab, dan fokus pada pertumbuhan berkelanjutan yang memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan kami,” kata Sujaya di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (12/11). 

Sujaya mengatakan bahwa sebagai perusahaan yang bergerak di sektor pendukung minyak dan gas bumi melalui penyediaan kapal telah berkomitmen dalam memberikan layanan berkualitas tinggi. Hal itu mulai dari eksplorasi hingga dukungan operasional industri minyak dan gas bumi. 

Maka dari itu, IPO ini diharapkan dapat mempercepat ekspansi dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global. Selain sebagai peluang pendanaan, proses IPO ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan nilai-nilai perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan dan inovasi.

“Kami yakin dapat terus mengembangkan portofolio layanan kami dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang,” ucapnya. 

Rencana Penggunaan Dana IPO

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penawaran umum perdana saham akan digunakan yaitu sebesar US$ 4,78 juta atau Rp 75 miliar untuk melunasi sebagian pokok pinjaman perusahaan. 

Sisa dana yang diperoleh akan digunakan untuk modal kerja, termasuk biaya untuk membiayai dan menyewa kapal, seperti kapal jenis Oil Barge/Tongkang dan Anchor Handling Tug (AHT).

Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk biaya bahan bakar kapal dan kegiatan operasional lainnya yang berkaitan dengan usaha utama perusahaan.

Apabila hasil dana dari penawaran umum perdana saham tidak cukup untuk memenuhi rencana tersebut, perusahaan akan menggunakan kas internal dan mencari pendanaan eksternal dari bank atau lembaga keuangan. Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk menjual salah satu kapal miliknya.

Demi menarik minat investor, setelah IPO, mulai tahun buku 2025 dan seterusnya, manajemen perusahaan akan membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham BOAT sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun berjalan perseroan. 

Apabila melihat laporan keuangannya, laba tahun berjalan perusahaan untuk tahun buku 2023 tercatat sebesar US$ 65.582 atau Rp 1,02 miliar. Perolehan tersebut merosot hingga 53,28%, sebanyak US$ 74.791 atau Rp 1,17 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 140,373 atau Rp 2,19 milair pada 31 Desember 2022.

Anjloknya laba tersebut disebabkan oleh merosotnya pendapatan pada tahun buku 2023 akibat tidak adanya proyek insidentil, seperti proyek salvage.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...