Mr. DIY (MDIY) Resmi Melantai di Bursa, Sahamnya Melesat 7,58%

Patricia Yashinta Desy Abigail
19 Desember 2024, 10:32
Pencatatan perdana saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau Mr. DIY (MDIY) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Kamis (19/12).
Katadata/Patricia Yashinta Abigail
Pencatatan perdana saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau Mr. DIY (MDIY) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Kamis (19/12).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau Mr. DIY resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (19/12). 

Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 10.10 WIB, harga saham MDIY menguat 7,58% ke level Rp 1.775 per saham dari level harga penawaran umum, yakni Rp 1.650.

Pada awal perdagangan sahamnya berada di zona merah dengan Rp 1.550 per saham, lalu sempat menurun ke 1.240 sebagai level terendah. Namun saham Mr. DIY menguat hingga naik ke level Rp 1.775 per saham. 

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 309,78 juta dengan nilai transaksi Rp 511,5 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 71.646 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 44,71 triliun. 

Adapun saham Daya Intiguna Yasa tercatat mengalami total kelebihan permintaan alias oversubscribed sebanyak 1,04 kali dalam penawaran umum perdana saham. Menurut data perusahaan total saham MDIY yang dipesan mencapai 2,62 miliar saham. 

Permintaan tersebut ini melebihi jika dibandingkan nilai yang ditawarkan 2,51 miliar saham. Jumlah ini setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.

Presiden Direktur MR. DIY Edwin Cheah sebelumnya mengungkap rencana perusahaan untuk mendorong pertumbuhan dan ekspansi besar-besaran dalam waktu dekat. Salah satu fokus utamanya dengan membuka lebih banyak jaringan toko di berbagai daerah agar semakin banyak keluarga di Indonesia menikmati produk rumah tangga berkualitas dengan harga terjangkau.  

Melalui strategi tersebut, MR. DIY berupaya untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin di sektor ritel rumah tangga. Langkah ini juga diharapkan dapat mendekatkan perusahaan dengan konsumen, memperluas jangkauan pasar, dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

Dari segi prospek bisnis, industri ritel non-grocery di Indonesia sangat menjanjikan. Dengan pertumbuhan ekonomi stabil, peningkatan pendapatan masyarakat, serta urbanisasi yang terus berlangsung, sektor ini diperkirakan tumbuh rata-rata 8% per tahun hingga 2028.  

"Kami berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan momentum ini," ujar Edwin dalam keterangan resmi, Selasa (3/12).

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...