Bursa Saham Wall Street Meroket Berkat Rilis Data Inflasi Amerika

Nur Hana Putri Nabila
23 Desember 2024, 08:21
Bursa efek New York atau Wall Street
NYSE
Bursa efek New York atau Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa saham Amerika, Wall Street ditutup naik pada perdagangan Jumat (20/12) setelah Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menyampaikan data inflasi terbaru, yang menunjukkan harga mulai turun dan stabil.

Indeks saham S&P 500 terapresiasi 1,09% menjadi 5.930,85, Nasdaq Composite naik 1,03% menjadi 19.572,60, dan Dow Jones Industrial Average meningkat 1,18% menjadi 42.840,26. Indeks Dow mengakhiri minggu yang berat setelah sempat anjlok 1.100 poin dalam satu sesi dan mencatat penurunan beruntun terpanjang sejak era 1970-an.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE November, yang menjadi ukuran inflasi bagi bank sentral Amerika The Fed naik 2,4% secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini sedikit lebih rendah dari perkiraan para ekonom. Meski begitu, angka ini meredakan kekhawatiran pasar setelah The Fed mengindikasikan akan menunda penurunan suku bunga karena inflasi yang masih tinggi.  

Sebanyak 11 sektor dalam indeks S&P 500 mencatat kenaikan pada Jumat (20/12), dengan sektor real estat dan teknologi informasi naik paling tinggi. Dari total saham dalam indeks, hanya 53 yang ditutup di zona merah.

Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee optimistis dengan data inflasi terbaru. Menurut dia, meskipun bank sentral tetap berhati-hati, ada kemungkinan suku bunga dapat turun tahun depan.

Ia juga menilai pentingnya melihat tren jangka panjang daripada hanya berfokus pada data satu bulan.

“Tetapi saya berharap peningkatan inflasi beberapa bulan terakhir hanya bersifat sementara dan bukan perubahan tren,” ujar Goolsbee dikutip dari CNBC Internasional, Senin (23/12). Harga saham pun melonjak secara intraday setelah ia berkomentar. 

Direktur Pelaksana R.J. O'Brien and Associates Tom Fitzpatrick menilai kondisi pasar hari ini telah menenangkan banyak pihak. Selain itu, dengan Natal dan Tahun Baru yang semakin dekat, sepertinya tidak ada faktor yang dapat memicu penurunan lebih lanjut.

“Jadi pergerakan pasar dalam beberapa hari terakhir bisa sedikit melambat,” ucap Fitzpatrick.

Meskipun indeks utama melonjak pada Jumat (20/12), ketiganya mencatatkan kerugian selama seminggu. Dow merosot hampir 2,3%, menandai penurunan minggu ketiga berturut-turut. S&P 500 turun hampir 2%, sementara Nasdaq Composite tergelincir 1,8%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...