Bos BEI Bidik 66 Perusahaan IPO dan 2 Juta Investor Baru pada 2025
Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 66 perusahaan bisa mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2025. Target ini naik 6,45% dibandingkan dengan target 2024 di mana BEI membidik 62 perusahaan untuk melaksanakan IPO.
“Untuk saham targetnya adalah 66 IPO baru dengan target penambahan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru di tahun depan,” kata Iman Rachman, Direktur Utama BEI, dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Gedung BEI, Jakarta, Senin (30/12).
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK), I. B. Aditya Jayaantara mengatakan penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 251,04 triliun dari 187 penawaran umum, dengan 35 di antaranya merupakan emiten baru hingga 27 Desember. Secara rinci, sebanyak 34 merupakan emiten saham dan satu lainnya merupakan emiten Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).
Menurut OJK, jumlah investor pasar modal Indonesia juga kian meningkat. Aditya mengatakan hingga 24 Desember 2024, jumlah Single Investor Identification (SID) tumbuh 21,77% menjadi 14.817.376 SID, dari sebanyak 12.168.061 SID pada 2023 lalu.
“Pertumbuhan jumlah investor merupakan hasil dari keberhasilan inklusi keuangan yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan,” tambah Aditya.
Berdasarkan data otoritas Bursa, hingga 20 Desember 2024 sudah ada 41 perusahaan yang melaksanakan IPO di BEI. Masih ada 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Apabila dilihat dari klasifikasi aset perusahaan, perusahaan yang mengantre untuk IPO terdiri atas satu perusahaan berskala kecil dengan aset dibawah Rp 50 miliar, dua perusahaan berskala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 19 perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp 250 Miliar.
Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:
- 3 perusahaan dari sektor material dasar
- 1 perusahaan dari sektor konsumer primer
- 5 perusahaan dari sektor konsumer non primer
- 3 perusahaan dari sektor energi
- 2 perusahaan dari sektor finansial
- 3 perusahaan dari sektor kesehatan
- 3 perusahaan dari sektor industri
- 0 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 2 perusahaan dari sektor properti dan real estate
- 0 perusahaan dari sektor teknologi
- 0 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
Namun, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy, memproyeksikan pada tahun 2025, IPO akan didominasi oleh perusahaan dengan aset kecil dan menengah.