Capaian IPO 2024 Tak Sentuh Target, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Nur Hana Putri Nabila
30 Desember 2024, 16:27
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi memukul gong sebagai tanda penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (30/12).
Katadata/Nur Hana Putri Nabila
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi memukul gong sebagai tanda penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (30/12).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pencapaian penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tak menyentuh target 2024. Hingga 30 Desember 2024, tercatat sebanyak 41 emiten yang melantai di BEI, jauh di bawah target BEI sebanyak 62 emiten.

Berdasarkan data BEI, pencapaian IPO tahun ini merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir. Secara rinci, terdapat 51 emiten yang mencatatkan sahamnya di BEI pada 2020, 54 emiten pada 2021, 59 emiten pada 2022, sebanyak 79 emiten pada 2023, dan 2024 ini hanya 41 emiten.  

Meski tak capai target, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan masih 22 perusahaan dalam antrean atau pipeline untuk mencatatkan saham perdananya di BEI. 

“Kalau bicara pencatatan saham baru ini untuk IPO, tahun ini memang agak menurun dibandingkan tahun lalu,” kata Iman dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12).

Iman juga mengatakan terdapat perusahaan mercusuar atau lighthouse company yang telah melantai IPO pada 2024. Misalnya PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY). 

Adapun berdasarkan data IPO Bursa Efek Indonesia (BEI), masih ada 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI hingga 20 Desember 2024. Apabila dilihat dari klasifikasi aset perusahaan, sebanyak satu perusahaan berskala kecil dengan aset dibawah Rp 50 miliar, dua perusahaan berskala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 19 perusahaan berskala besar dengan aset diatas Rp 250 Miliar.

Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:  

  • 3 perusahaan dari sektor material dasar 
  • 1 perusahaan dari sektor konsumer primer 
  • 5 perusahaan dari sektor konsumer non primer 
  • 3 perusahaan dari sektor energi 
  • 2 perusahaan dari sektor finansial 
  • 3 perusahaan dari sektor kesehatan 
  • 3 perusahaan dari sektor industri 
  • 0 perusahaan dari sektor infrastruktur 
  • 2 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 0 perusahaan dari sektor teknologi 
  • 0 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Bos AEI Sebut Beberapa Calon Emiten Mundur

Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyebut beberapa calon emiten mundur dari rencana mereka mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Target BEI untuk meraih 62 emiten baru sepanjang tahun ini berpotensi tidak tercapai.  Hingga pertengahan Desember 2024, realisasi IPO di BEI mencapai 40 perusahaan. Hal ini menunjukkan BEI masih perlu menambahkan 22 perusahaan lagi untuk mencapai target tersebut.  

Direktur Utama Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Armand Wahyudi Hartono mengatakan beberapa perusahaan yang seharusnya melakukan IPO tahun ini justru memilih mundur karena ketidakpastian kondisi pasar global.  

Meskipun demikian, ia menyatakan AEI terus berupaya memberikan edukasi kepada calon emiten untuk IPO. Namun, keputusan akhirnya tetap berada di tangan perusahaan yang akan IPO. Ketika ditanya perusahaan dari sektor ekonomi mana yang batal IPO, Armand enggan menjawab. 

“Karena situasi pasar masih banyak ketidakpastian, calon emiten yang sudah mau masuk (IPO), terus enggak jadi,” kata Armand di Gedung BEI, Jumat (13/12). 

 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...