Prospek Bisnis MR DIY Bakal Cerah, Ini Kata Analis
Membuat ringkasan dengan AI
Analis menyebut prospek sektor ritel di Indonesia sangat menjanjikan dengan didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat dan meningkatnya konsumsi domestik. Salah satunya emiten sektor ritel yang bakal cerah tahun depan yakni PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau MDIY atau dikenal dengan MR D.I.Y. seiring dengan strategi ekspansi bisnisnya usai melaksanakan initial public offering (IPO) pada Kamis (19/12).
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Ali mengatakan prospek sektor ritel di Indonesia sanga daya beli rumah tangga, yang terus tumbuh seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita dan kepercayaan konsumen yang solid, menjadi pilar utama pertumbuhan industri ini.
"Perusahaan seperti MDIY, dengan fokus pada kebutuhan peralatan rumah tangga, berada dalam posisi yang sangat strategis untuk memanfaatkan dinamika pasar yang menguntungkan ini," kata Nafan, Selasa (31/12).
Nafan menyampaikan terhadap industri ritel pada 2025, berdasarkan data indeks keyakinan konsumen dan retail sales index dari Bank Indonesia yang menunjukkan tren positif secara konsisten. Ia menilai indikator-indikator ini menggarisbawahi ketahanan sektor ritel di tengah tantangan ekonomi global, sekaligus menegaskan prospek pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar domestik.
Komitmen Transparansi dan Ekspansi Nasional
Presiden Direktur MR. D.I.Y. Indonesia, Edwin Cheah mengatakan komitmen perusahaan untuk menjaga transparansi kinerja dan kepatuhan terhadap peraturan OJK dan BEI. Seperti untuk menggunakan dana hasil IPO secara strategis, dengan fokus utama pada pertumbuhan bisnis lewat perluasan jaringan toko di seluruh Indonesia.
"Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi kami sebagai pemimpin pasar di sektor ritel rumah tangga," kata Edwin dalam keterangan resminya.
Sebagai informasi dalam Initial Public Offering (IPO) perdananya MDIY menjadi emiten ke-41 yang melantai di BEI tahun ini sekaligus perusahaan ke-943 di Indonesia yang mencatatkan sahamnya di bursa.
Saham berkode MDIY mencatat kenaikan signifikan pada hari pertama perdagangan, dengan volume perdagangan mencapai 15,38 juta saham hingga penutupan pada Selasa (24/12). Saham ini bahkan sempat menyentuh level tertinggi di Rp 1.880 per lembar, mencerminkan antusiasme tinggi dari para pelaku pasar.
