Sri Mulyani Usul Pasar Modal Masuk Kurikulum SD, Ini Respons OJK

Nur Hana Putri Nabila
3 Januari 2025, 13:57
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Fauza Syahputra|Katadata
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merespons usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut pentingnya mendorong peningkatan edukasi pasar modal yang dimulai sejak usia Sekolah Dasar (SD), termasuk mengenai Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pemahaman dasar tentang jual-beli saham. Sri Mulyani menilai langkah ini dapat membantu siswa memahami konsep transaksi saham sejak dini, serta terbiasa dengan dunia investasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mendukung terhadap inisiatif tersebut untuk memasukkan edukasi pasar modal ke dalam kurikulum sekolah dasar.  

Tak hanya itu, Friderica mengungkapkan bahwa OJK telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk mewujudkan hal tersebut. Hal itu dengan harapan materi pengelolaan keuangan dapat diajarkan secara bertahap mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.  

Bahkan, kata perempuan yang akrab Kiki itu, mengatakan bahwa beberapa negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) telah lebih dulu menerapkan materi keuangan dalam kurikulum sekolah mereka.  

“Jadi masuk ke dalam kurikulum sekolah, kalau bisa dari mulai dari SD, pengenalan uang, pengelolan keuangan, dari SMP, SMA, kuliah," kata Kiki kepada wartawan usai Pembukaan Perdagangan Saham 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/1).

Selain itu, ia juga menyampaikan pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Ia menyebut pembahasan ini akan difokuskan pada peluang implementasi edukasi keuangan dalam kurikulum pendidikan.  

Kiki menegaskan bahwa OJK siap menyediakan materi yang diperlukan sebab keterampilan pengelolaan keuangan dinilai penting bagi semua orang, bukan hanya yang berkecimpung di bidang ekonomi. 

“Kalau kami menyiapkan materinya, dan jika ini disambut baik, kami tentu sangat senang. Sebab, pengelolaan keuangan adalah keterampilan yang wajib dimiliki,” ujarnya.  

Ia juga menambahkan bahwa edukasi keuangan sangat penting untuk dilakukan terlepas dari profesi seseorang. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat memahami pentingnya investasi, asuransi, dan perencanaan dana pensiun dalam kehidupan mereka.  

"Jadi aku senang banget tadi Ibu Sri Mulyani mengatakan begitu, beliau itu kan bersama kita sudah sejak lama, sejak saya di BEI ya, jadi beliau itu selalu dukung untuk pendidikan edukasi literasi kepada pelajar,” tambahnya.

Sebelumnya Sri Mulyani membeberkan bahwa berdasarkan pengalaman pribadinya, ia baru mulai mempelajari pasar modal saat berada di perguruan tinggi. Kemudian ia mengusulkan agar edukasi tentang pasar modal dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar. 

“Sekarang seharusnya ini mulai diajarkan, bukan diajarkan di tingkat mahasiswa lagi tapi bahkan di tingkat sekolah dasar (SD),” kata Sri Mulyani dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1).  

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyampaikan pihaknya akan berupaya untuk memberikan edukasi pasar modal ke jenjang pendidikan yang lebih rendah. Saat ini, BEI sudah membuka galeri-galeri edukasi di tingkat sekolah untuk menyebarkan pemahaman mengenai pasar modal. 

“Satu yang agak sulit adalah buku tabungannya mereka masih atas nama orang tua. Itu yang kami perlukan juga, informasi untuk memudahkan nanti di Anggota Bursa (AB),” ucap Iman. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...