IHSG Pekan Pertama 2025 Melaju di Zona Hijau, Kapitalisasi Bursa Rp 12,4 Triliun

Ira Guslina Sufa
4 Januari 2025, 08:25
IHSG
Katadata/Fauza Syahputra
Layar digital yang menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia di pekan pertama 2025 menunjukkan sentimen positif. BEI mencatat, pada periode 30 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 mayoritas saham berada di zona hijau. 

Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu (4/1) menjelaskan peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa sebesar 6,08%. Nilai ini naik menjadi 1,03 juta kali transaksi dari 970 ribu kali transaksi pada pekan lalu. 

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini mengalami peningkatan sebesar 1,82% menjadi berada pada level 7.164,429 dari 7.036,571 pada pekan lalu. Peningkatan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 1,48% menjadi Rp 12,445 triliun dari Rp 12,264 triliun pada sepekan sebelumnya. 

Meski begitu terdapat penurunan pada sejumlah indikator. Kautsar menjelaskan rata-rata nilai transaksi harian Bursa turun dari Rp 10,64 triliun pada pekan lalu menjadi Rp 9,74 triliun pekan ini. Begitu pula dengan rata-rata volume transaksi harian bursa yang turun 12,40% dari 24,4 miliar lembar saham menjadi 21,38 miliar lembar saham. 

“Investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 571,38 miliar,” ujar Kautsar. 

Sebelumnya, pada Senin (30/12), perdagangan di BEI untuk tahun 2024 resmi ditutup oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi. Sepanjang 2024, IHSG mengalami perubahan sebesar 2,65% dan pada akhir tahun 2024 ditutup pada level 7.079,905. 

Kautsar menjelaskan, pencapaian pasar modal Indonesia selama 2024 merupakan upaya Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), serta PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan seluruh stakeholders termasuk OJK. Menurut Kautsar, selama 2024, pasar modal Indonesia tidak hanya mencatatkan pencapaian serta hal baru, tetapi juga terus berupaya dengan selalu berkembang agar senantiasa memberikan optimisme untuk menghadapi tahun 2025. 

Pada Kamis (2/1), perdagangan BEI tahun 2025 resmi dibuka oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Turut hadir Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK RI Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK RI Inarno Djajadi, serta Direktur Utama BEI Iman Rachman. 

Dalam sambutannya, Sri Mulyani menyampaikan dukungan pemerintah untuk pengembangan dan penguatan pasar modal Indonesia. Beberapa program yang disiapkan berupa program pendalaman pasar melalui edukasi dan peningkatan literasi masyarakat, penyempurnaan kerangka pengaturan di sektor keuangan, serta penyelesaian produk turunan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). 

Pada kesempatan itu Sri Mulyani juga menyatakan komitmen pemerintah menyelesaikan peta implementasi pajak karbon dan regulasi batas emisi sektoral. Hal ini diperlukan untuk mendorong pengembangan bursa karbon. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...