Transaksi Single Stock Futures (SSF) Sentuh 1.797 Kontrak
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan bahwa transaksi Single Stock Futures (SSF) telah menembus sebanyak 1.797 kontrak hingga Desember 2024. Sebelumnya produk derivatif SS itu meluncur pada pertengahan November 2024 lalu.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, mengatakan bahwa meskipun produk derivatif di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tergolong baru, aktivitas perdagangan SSF kian meningkat. Ia menyebut seri SSF dari saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling aktif diperdagangkan.
“Tercatat rata-rata peningkatan aktivitas perdagangan setiap bulannya lebih dari 50%, dengan total volume perdagangan mencapai 1.797 kontrak,” kata Irvan dalam keterangan tertulisnya, Senin, (6/1).
Di samping itu Irvan menjelaskan bahwa sebagai produk derivatif, SSF menawarkan opsi diversifikasi investasi sehingga investor bisa menerapkan strategi seperti lindung nilai dan optimalisasi keuntungan melalui leverage. Irvan menilai dengan minimnya modal dibandingkan pembelian saham langsung, SSF meningkatkan aksesibilitas bagi investor ritel.
BEI optimistis SSF akan menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih dinamis, efisien, dan inklusif. Tak hanya itu, produk tersebut juga diharapkan dapat memperkuat daya saing pasar modal Indonesia di tingkat regional dan global.
Selain itu, demi memastikan likuiditas dan transparansi dalam perdagangan SSF, Irvan mengatakan BEI juga telah mengambil langkah-langkah strategis. Langkah-langkah ini meliputi kerja sama dengan Anggota Bursa Derivatif untuk edukasi investor dan peningkatan partisipasi pasar dan pemantauan aktivitas perdagangan untuk memastikan likuiditas yang cukup.
Lalu langkah tersebut untukvmenambah kehadiran liquidity provider untuk menjaga konsistensi harga bid dan offer. Adapun saat ini terdapat tiga Anggota Bursa derivatif, yaitu Binaartha Sekuritas, Phintraco Sekuritas, dan Ajaib Sekuritas.
“Dengan langkah-langkah ini, SSF diharapkan akan terus menjadi instrumen menarik dan memberikan nilai tambah bagi investor di pasar modal Indonesia,” ujarnya.
BEI Targetkan 1 Juta Kontrak pada 2025
Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan total volume 850 ribu kontrak sampai dengan satu juta kontrak pada perdagangan instrumen Single Stock Futures (SSF) di tahun 2025.
Single Stock Futures (SSF) merupakan produk derivatif berupa kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. SSF menggunakan underlying saham konstituen Indeks LQ45, dengan satuan kontrak sebanyak 100 saham.
Aset dasar atau underlying asset SSF terdiri atas lima saham dari konstituen LQ45. Kelima saham tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis I BEI, Firza Rizqi Putra, mengatakan bahwa tahun depan BEI akan terus aktif melakukan sosialisasi setelah para investor memahami risiko dan keuntungan dari instrumen derivatif tersebut.
“Maka untuk target tahun ini adalah lebih kepada pengenalan dari produk derivatif kepada investor pasar modal dan melakukan edukasi dan sosialisasi,” kata Firza dalam edukasi wartawan secara virtual, Kamis (22/8).