Besok IPO, Emiten Happy Hapsoro RATU Oversubscribe 313,15 Kali
Emiten anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) telah oversubscribe sebesar 313,15 kali sebelum perdana debut perdana dalam initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) besok, Rabu (8/1).
Direktur Henan Sekuritas, Jurgantara Usman, menyampaikan jumlah oversubscription sejumlah di atas 300 kali lipat tersebut merupakan kejadian yang kedua kalinya dalam IPO yang dibawa Henan Sekuritas. Sebelumnya PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) oversubscription sebanyak 323,42 kali saat IPO November 2024 lalu kemudian PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Selain tingginya oversubscription, ia membeberkan jumlah investor yang melakukan pemesanan juga sangat tinggi. Tercatat sebanyak 139.899 investor retail dan 6.291 investor non-retail yang melakukan pemesanan IPO RATU.
"Oversubscription dan tingginya jumlah investor dalam IPO RATU bukan hanya mempercayai potensi besar baik dari sisi pertumbuhan yang solid maupun prospek industri yang menjanjikan, namun juga antusiasme masyarakat untuk aktif berinvestasi di pasar modal,” ujar Jurgantara dalam keterangan resminya, Selasa (7/1).
Alhasil dari banyaknya jumlah permintaan, Henan Sekuritas mengungkapkan porsi penjatahan hanya 2-3 lot bagi investor yang melakukan subscription dibawah Rp 100 juta. Kemudian terdapat penambahan penjatahan sebanyak kurang lebih 0,53% bagi yang melakukan sub senilai diatas Rp 100 juta.
Ada Pejabat di Balik IPO RATU
Di jajaran pemegang saham perusahaan energi ini terdapat sejumlah nama pengusaha kawakan, seperti Happy Hapsoro yang merupakan menantu Megawati Soekarnoputri dan Bos PT Indika Energy Tbk (INDY) Arsjad Rasjid.
Dalam penawaran umum perdana atau IPO ini, RATU mematok harga penawaran sahamnya Rp 1.150 per lembar. Nilai tersebut merupakan nilai batas atas dari harga bookbuilding di rentang Rp 900 - Rp 1.150.
Emiten energi itu dijadwalkan untuk melantai di BEI pada 8 Januari 2025. Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, Raharja Energi Cepu akan melepas maksimal 543,01 juta lembar saham atau sebanyak 20% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO.
Dari aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar Rp 405,90 miliar. PT Henan Putihrai Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran saham perdana perusahaan.
Menantu Megawati dan Arsjad Rasjid di Jajaran Pemegang Saham RATU Berdasarkan prospektus perusahaan, RATU merupakan anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dengan kepemilikan 99,99%. Sisanya, sebanyak 0,004% saham digenggam oleh PT Rukun Prima Sarana milik RAJA dan Djauhar Maulidi.
Rencana Usai IPO
Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebanyak Rp 157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak perusahaan, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd. terkait pengelolaan Blok Jabung.
Jumlah kebutuhan dana untuk cash call ini sekitar US$ 10 juta atau setara dengan Rp 159,42 miliar sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp 2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal Perseroan.
Apabila dana tersebut dikembalikan kepada perseroan, dana akan digunakan untuk pengembangan usaha, khususnya studi kelayakan pada blok-blok migas, yaitu wilayah perizinan pemerintah untuk eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas bumi.
Kemudian sebesar Rp 34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd.
Lalu sisa dana akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus, dan pengawas (Direksi dan Dewan Komisaris RATU), serta biaya operasional perseroan. Adapun hasil penjualan saham divestasi yang ditawarkan oleh pemegang saham penjual sebanyak 352.957.000 saham biasa atas nama RAJA dalam IPO ini.
Setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lainnya yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi saham baru, sepenuhnya akan diberikan kepada pemegang saham penjual. Perseroan tidak akan menerima bagian dari hasil penjualan saham divestasi tersebut.
Demi menarik minat investor, setelah IPO dimulai pada tahun buku 30 Juni 2024 dan seterusnya, manajemen perseroan berencana untuk membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham dengan jumlah maksimal 60% dari laba bersih tahun berjalan perseroan.