Saham Hero Global (HGII) Naik 25% Saat Debut di BEI, Simak Rencana Usai IPO
PT Hero Global Investment Tbk (HGII) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (9/1). Perusahaan menjadi emiten kelima yang melantai di bursa pada Januari 2025 ini dan menunjuk PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT OB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan.
Pada debut perdananya, saham HGII dibuka menguat 25% ke level Rp 250 per lembar. Kemudian sahamnya melesat 29% ke level Rp 258 per lembar saham pada pukul 09.11 WIB.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 167,82 juta dengan nilai transaksinya Rp 42,95 miliar. Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 16.715 kali. Adapun kapitalisasi pasar Hero Global Investment pagi ini senilai Rp 1,68 triliun.
Dalam penawaran umum perdana saham atau IPO, perusahaan mematok harga IPO Rp 200 per lembar. Nilai ini merupakan batas atas dari harga bookbuilding di rentang Rp 200-230 per saham. Emiten energi baru terbarukan itu melepas 1,3 miliar saham atau 20% dari total saham dengan total nilai IPO mencapai Rp 260 miliar.
Presiden Direktur Hero Global Investment, Robin Sunyoto, mengatakan bahwa pencatatan saham perdana merupakan langkah yang sejalan dengan komitmen dan target pemerintah menuju karbon netral (net zero emission) pada 2060.
"HGII menargetkan untuk memiliki dan mengelola pembangkit EBT dengan total kapasitas 100 MW pada 2031," kata Robin saat seremoni pencatatan saham perdana HGII di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (9/1).
Rencana Usai IPO
Adapun dana dari initial public offering (IPO) akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Melansir dari prospektus yang diterbitkan, sekitar 66% akan digunakan Hero Global Investment untuk melakukan setoran modal kepada perusahaan anak, yaitu PT Siantar Sitanduk Energi (SSE).
Lalu akan digunakan oleh SSE sebagai belanja modal dan sebagai modal kerja. Rinciannya sekitar 90,9% sebagai belanja modal, untuk pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air atau PLTA dengan kapasitas sekitar 25 MW di wilayah Sumatra Utara atau Proyek SS.
"Kemudian sekitar 9,1% sebagai modal kerja untuk proyek SS setelah memenangkan PPTL di wilayah Sumatra Utara, dimana SSE akan ikut serta dalam PPTL," tulis manajemen dalam prospektus.
Selanjutnya, sekitar 31% akan digunakan oleh Hero Global Investment untuk melakukan setoran modal kepada perusahaan anak, yaitu PT Multiprima Hidro Energi (MHE). Lalu akan digunakan oleh MHE sebagai belanja modal dan sebagai modal kerja, Secara rinci, sekitar 80,6% sebagai belanja modal untuk pengembangan usaha Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dengan kapasitas 10 MW di wilayah Sumatra Utara atau Proyek LO.
Sekitar 19,4% sebagai modal kerja untuk Proyek LO setelah memenangkan PPTL di wilayah Sumatra Utara dimana MHE akan ikut serta dalam PPTL.
Sebesar 3% akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan dalam rangka mendukung kegiatan usaha utama Grup Perseroan untuk pembayaran biaya operasional perseroan. Termasuk dan tidak terbatas untuk mendukung kegiatan eksplorasi sampai dengan biaya studi awal atau pre-feasibility study sehubungan dengan penentuan investasi.