Wall Street dan Mayoritas Bursa Asia Merosot, Terdampak Sentimen AI DeepSeek

Amelia Yesidora
27 Januari 2025, 11:14
Wall Street
ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha/ama/cf
Athit Perawongmetha Seorang pria memakai masker pelindung, menyusul penyebaran virus korona (COVID-19), berjalan melewati sebuah layar yang memperlihatkan harga saham Nikkei diluar kantor pialang di Tokyo, Jepang, Jumat (13/3/2020).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Wall Street Amerika Serikat dan sejumlah bursa Asia merosot pada perdagangan hari ini, Senin (27/1). Berdasarkan pantauan pasar seperti dikutip dari Reuters, hanya bursa China yang naik tipis. 

Sentimen negatif muncul lantaran investor mempertimbangkan dampak peluncuran model kecerdasan buatan alias AI rintisan China, DeepSeek, yang disebut bisa menyaingi ChatGPT milik OpenAI. Di sisi lain, dolar menguat usai Presiden Amerika Donald Trump menjatuhkan sanksi atas Kolombia yang menolak pesawat militer pembawa migran terdeportasi.

Nasdaq composite Amerika Serikat yang didominasi saham teknologi anjlok 1,8% pada 08.59 WIB. Begitu juga dengan S&P 500 yang turun 0,9%. Penurunan juga terjadi di indeks Nikkei Jepang sebesar 0,3% dan membalikkan kenaikan awal. Indeks Straits Times Singapura juga turun 0,2%. 

Kondisi berbeda dialami bursa Hang Seng, Hong Kong naik 0,9% dan saham Shanghai Shenzen naik 0,2%. Kenaikan ini terjadi bahkan setelah adanya kontraksi mengejutkan dalam industri manufaktur bulan ini. Sementara itu pasar Australia, Taiwan, dan Korea Selatan ditutup karena hari libur.

Analis pasar IG, Yeap Jun Rong, menjelaskan DeepSeek telah meningkatkan momok gangguan di lanskap teknologi. Ini menunjukkan China bisa terus membuat langkah maju dalam perlombaan AI, meski ada pembatasan dari Amerika,.

“Hal itu tampaknya menimbulkan beberapa kekhawatiran atas dominasi teknologi AS, sehingga valuasi tinggi perusahaan teknologi kembali di bawah pengawasan,” katanya pada Reuters, Senin (27/1).

Sebelumnya, pada Minggu (26/1), Tiongkok memperkenalkan inisiatif baru untuk mendorong pertumbuhan produk investasi indeks dalam upaya terbarunya untuk mendukung pasar sahamnya yang sedang berjuang. Komisi Pengawasan Sekuritas Tiongkok mengatakan langkah ini bertujuan untuk secara aktif mendukung pertumbuhan ETF ekuitas dan obligasi, di antara berbagai langkah lainnya.

Langkah ini mengikuti langkah CSRC pada hari Kamis lalu untuk mendorong reksa dana dan perusahaan asuransi milik negara yang besar untuk membeli lebih banyak saham. Hong Kong juga diharapkan melaporkan data perdagangan untuk bulan Desember.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...