Intip Rencana Emiten Prajogo Pangestu BREN Usai Ditolak Masuk Indeks MSCI

Nur Hana Putri Nabila
9 Februari 2025, 17:45
Barito Renewable Energy
BREN
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memberi penjelasan soal keputusan Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard yang menolak saham milik orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu masuk dalam indeks. Selaik menolak BREN, Morgan Stanley juga menolak dua saham Prajogo lainnya yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO)

Dalam pengumuman resmi, MSCI menjelaskan tiga emiten orang terkaya di Indonesia ini tidak masuk ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index setelah analisis. Morgan Stanley juga mendapat masukan dari pelaku pasar terkait potensi masalah investasi. 

Merujuk prospektus IPO, Prajogo Pangestu merupakan pemegang saham pengendali tidak langsung dari BREN. Adapun pengendalian tersebut melalui kepemilikan sahamnya di BRPT yang menjadi pemegang saham pengendali BREN dengan kepemilikan 66,67% dari seluruh saham yang diterbitkan oleh perseroan. 

Merespons hal tersebut, Direktur Utama Barito Renewables Energy, Hendra Tan, mengatakan meskipun pihaknya memahami peran indeks global, keputusan terkait masuk atau tidaknya suatu perusahaan dalam indeks sepenuhnya berada di tangan penyedia indeks. Hal itu menurut Hendra sepenuhnya di luar kendali perusahaan. 

Tak hanya itu, ia menjelaskan Barito Renewables Energy tetap fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dengan mengandalkan keunggulan operasional serta fundamental yang kuat. “Kami komitmen untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan,” kata Hendra dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (9/2). 

Sebelumnya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) diproyeksikan masuk ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Pengumuman rebalancing indeks MSCI akan dilakukan pada 11 Februari 2025, dan hasilnya efektif berlaku mulai 3 Maret 2025.  

Indeks MSCI adalah indeks yang dirancang oleh Morgan Stanley Capital International untuk mencerminkan pergerakan harga saham dalam berbagai kategori, termasuk emiten di negara maju dan berkembang. Contohnya, MSCI AC World Index mencakup pergerakan harga saham di kedua kategori tersebut. 

Di sisi lain, Hendra menjelaskan bahwa Barito Renewables memiliki posisi modal yang kuat dan tidak berencana melakukan penggalangan dana melalui ekuitas dalam waktu dekat.  Ia juga memastikan seluruh unit perusahaan beroperasi dengan normal. 

Sejak mencatatkan saham di bursa efek Indonesia melalui initial public offering (IPO), kata Hendra, Barito Renewables telah meningkatkan kapasitasnya melalui ekspansi organik maupun anorganik. Salah satu pencapaiannya yakni akuisisi pembangkit listrik tenaga angin di Sidrap dengan kapasitas 78,75 MW.  

Selain itu, perusahaan juga menambah kapasitas panas bumi sebesar 118,6 MW hingga 2026, termasuk proyek Salak Binary yang telah berhasil menyelesaikan uji coba commissioning. “Dalam tes dengan rentang waktu 72 jam, Salak Binary berhasil menghasilkan 15,5 MW gross kapasitas listrik, lebih tinggi dari ekspektasi awal kami,” ujar Hendra lagi. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...