Wall Street Anjlok Tersulut Trump Bakal Tarik Tarif ke Kanada dan Meksiko 25%

Nur Hana Putri Nabila
28 Februari 2025, 06:39
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan hari Kamis (27/2) setelah Presiden Donald Trump menegaskan pemberlakuan tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko.

S&P 500 turun 1,59% ke 5.861,57 dan Nasdaq Composite merosot 2,78% ke 18.544,42, didorong oleh anjloknya saham Nvidia sebanyak 8,5%. Dow Jones Industrial Average juga terkoreksi 0,45% atau 193,62 poin, berakhir di 43.239,50. Adapun baik pasar luas maupun Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, menuju pekan terburuk sejak September 2024.

Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengumumkan tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret setelah moratorium satu bulan berakhir. Ia menilai kedua negara belum cukup menghambat aliran obat terlarang di perbatasan. Selain itu, Cina, yang telah dikenai tarif 10%, akan mendapat tambahan pungutan sebesar 10%.

“Kita saat ini berada dalam pasar yang stagnan, bergerak dalam rentang sempit, dan cenderung irasional, dan menanti kejelasan kebijakan,” ujar Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors, dikutip CNBC, Jumat (28/2).

Di samping itu, saham Nvidia melemah meskipun mencatatkan pendapatan dan laba yang melampaui perkiraan pada kuartal keempat. Perusahaan chip ini juga memberikan proyeksi positif, didorong oleh tingginya permintaan akibat tren kecerdasan buatan.

Namun, penurunan margin kotor dan pendapatan terendah dalam dua tahun terakhir memunculkan kekhawatiran mengenai keberlanjutan pertumbuhan Nvidia di pasar saham.

“Pendapatan Nvidia luar biasa, tetapi terjadi di tengah pasar saham yang sangat bergejolak,” ujar James Demmert, Kepala Investasi di Main Street Research.

Selain kebijakan tarif Trump, kenaikan pengangguran turut menekan sentimen pasar dan memperkuat kekhawatiran terhadap pelemahan ekonomi AS. Data Departemen Tenaga Kerja AS mencatat klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 22 Februari mencapai 242.000, naik 22.000 dari revisi sebelumnya dan melebihi perkiraan Dow Jones sebesar 225.000.

Kekhawatiran pasar bertambah setelah sejumlah laporan ekonomi mencatat penurunan kepercayaan konsumen yang melebihi perkiraan. Lalu lesunya penjualan ritel dan melemahnya sentimen konsumen turut memperburuk tekanan di pasar.

Pelaku pasar kini menantikan rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi hari ini, Jumat (28/2), yang menjadi acuan utama Federal Reserve dalam menilai inflasi. Dengan hanya dua sesi perdagangan tersisa di Februari, ketiga indeks utama diperkirakan akan berakhir di zona merah. Secara keseluruhan, indeks pasar turun hampir 3%, hingga Dow dan Nasdaq melemah terperosok 2,9% dan 5,5%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...