Kinerja Moncer, BNI Bukukan Laba Bersih Rp 1,63 Triliun per Januari 2025

Ringkasan
- Laba bersih BNI naik 9,7% menjadi Rp 1,63 triliun pada Januari 2025. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai Rp 749,8 triliun atau tumbuh 10,3% secara tahunan.
- Kredit BNI ditopang oleh pertumbuhan segmen korporasi dan konsumen, masing-masing tumbuh 17% dan 14%. Kondisi ini berdampak pada kualitas aset yang solid dengan credit cost sebesar 1%.
- BNI berencana mengusulkan peningkatan dividen payout ratio pada 26 Maret 2025. Hal ini didasari optimisme BNI dalam memberikan nilai tambah bagi investor dan stakeholder.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat kenaikan laba bersih sebesar 9,7% menjadi Rp 1,63 triliun pada Januari 2025. Jumlah ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy), dari Rp 1,48 triliun.
Berdasarkan data laporan keuangan Januari 2025 yang telah dipublikasikan pada situs perseroan, penyaluran kredit BNI meningkat dari Rp 679,9 triliun menjadi Rp 749,8 triliun atau tumbuh 10,3% secara tahunan. Net Interest Income (NII) meningkat dari Rp 3,12 triliun menjadi Rp 3,17 triliun.
”Fundamental solid BNI terlihat dari kinerja sepanjang 2024 dan Januari 2025 yang secara konsisten menunjukkan pertumbuhan laba dan penyaluran kredit dalam mendukung ekspansi kami tahun ini,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam siaran pers, Jumat (28/2).
Selain itu, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit masih ditopang oleh segmen berisiko rendah yakni segmen korporasi yang tumbuh 17% yoy dan kredit konsumer yang meningkat 14% yoy. ”Setelah beberapa tahun disiplin pada portofolio manajemen, BNI berhasil menjaga kualitas aset yang solid yang terlihat dari credit cost sebesar 1% pada Januari 2025,” tutur Royke.
Royke juga menjelaskan tekanan pada Net Interest Margin mulai mereda pada awal tahun ini dibandingkan kondisi terakhir tahun lalu. Hal ini tidak terlepas dari kondisi makro yang memberikan keuntungan bagi BNI terutama tren penurunan yield Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selain itu, adanya potensi tambahan likuiditas ke sistem perbankan pada semester kedua dengan diterapkannya Devisa Hasil Ekspor atau DHE yang harus ditempatkan di perbankan dalam negeri 100% selama satu tahun.
Pada 26 Maret 2025, BNI rencananya juga akan mengusulkan dividen payout ratio yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana dividen tahun lalu tercatat sebesar 50% dari laba bersih.
”Berdasarkan pencapaian tersebut, kami yakin BNI dapat memberikan nilai tambah yang menarik bagi investor dan seluruh stakeholder," ujar Royke.