JP Morgan Naikkan Peringkat Saham BBRI dan BMRI, Bagaimana Prospeknya?


JP Morgan menaikkan peringkat atau rating saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Dalam riset terbaru yang dirilis, saham BBRI naik dari netral menjadi overweight dan saham BMRI naik dari underweight menjadi netral.
Analis J.P. Morgan, Harsh Wardhan Modi, perubahan peringkat saham bank pelat merah ini didasarkan pada performa saham di Bursa Efek Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Modi mengatakan JP Morgan telah menetapkan target harga saham BBRI di Rp 4.200, yang mencerminkan potensi kenaikan 25% dari harga terakhir.
Menurut Modi, pada tahun lalu investor yang mengikuti rekomendasi tersebut meraup imbal hasil sebesar 13%. Adapun untuk saham BMRI, JP Morgan menetapkan target di Rp 5.100, yang mencerminkan potensi kenaikan 11% dari harga terakhir.
Dalam setahun terakhir, investor yang mengikuti rekomendasi tersebut mendapatkan imbal hasil 29%, sementara saham Bank Mandiri sebelumnya telah anjlok 31%. Selama 18 minggu terakhir, JPMorgan telah memberikan peringkat underweight satu kali dan netral satu kali pada saham BMRI, dengan rata-rata penurunan 15% saat diberi peringkat netral.
Berbeda dengan BMRI dan BBRI, JP Morgan tidak melakukan perubahan terhadap rating bank swasta raksasa RI yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA). “BCA tetap netral (N),” tulis Modi dalam risetnya, dikutip Senin (3/3).
Lebih jauh Modi menjelaskan, berdasarkan revisi terbaru peringkat saham bank BUMN tersebut, potensi untuk mendapatkan keuntungan menjadi lebih besar. JP Morgan merilis, saham Bank Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) di Indonesia telah anjlok 17% sejak awal tahun atau year on year (yoy).
Penurunan harga saham bank BUMN tahun ini lebih dalam dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang merosot 13%. Sementara itu indeks MSCI Emerging Markets justru naik 2%.
Modi mengatakan, tim analis JP Morgan menilai kondisi ini membuka peluang untuk pulih secara teknikal dalam waktu dekat. Meski prospek masih penuh kehati-hatian, harga saham saat ini sudah berada di bawah target sehingga sulit untuk terus bersikap pesimistis terhadap sektor perbankan.