Bocoran Kinerja Keuangan Barito Pacific: Pendapatan Naik Dua Digit Tahun Lalu

Nur Hana Putri Nabila
4 Maret 2025, 04:27
BRPT, kinerja keuangan
ANTARA FOTO/AUDY ALWI
Direktur utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Agus Salim Pangestu (tengah), Wakil Dirut BRPT Rudy Suparman (kedua kanan), Direktur Andry Setiawan (kanan), Direktur David Kosasih (kiri), Komisaris BRPT Hengky Susanto (kedua kiri) dan Komisaris Salwati Agustina (ketiga kanan) berfoto bersama seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRPT, di Jakarta, Jumat (19/7/2019). Pemegang Saham BRPT menyetujui memecah saham (stock split) dengan rasio 1:5 sehingga menjadi Rp100/saham dari sebelumnya Rp500/saham untuk memperl
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten milik orang terkaya di Indonesia Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk mencetak kinerja yang moncer sepanjang  2024. Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu menyebut, pendapatan perseroan naik dua digit pada tahun lalu. 

“Full year 2024 bagus, kira-kira segitu (double digit) lah,” kata Agus kepada ketika ditemui wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (3/3). 

Ia masih enggan menjelaskan detail kinerja pada tahun lalu. Namun, ia memperkirakan kinerja pada tahun ini akan sebaik tahun lalu. 

Kinerja emiten berkode saham BRPT pada tahun ini akan ditopang oleh kenaikan pendapatan anak usahanya, PT Indo Raya Tenaga (IRT) yang berencan menggandakan kapasitas terpasangnya hingga dua kali lipat. 

IRT merupakan perusahaan afiliasi BRPT dengan kepemilikan saham 34%. Perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTU berkapasitas 1.000 megawatt (MW) pada Agustus 2024 dan ditargetkan naik menjadi 2.000 MW pada kuartal pertama atau kuartal kedua 2025.

Berdasarkan riset Sucor Sekuritas, ekspansi ini bakal mendatangkan laba bersih US$ 120-150 juta ke IRT. Adapun porsi BRPT berkisar US$ 40-51 juta.

BRPT  sebelumnya membukukan laba bersih sebesar US$ 26,80 juta hingga September 2024, turun 25,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 35,84 juta.

Kinerja laba yang turun seiring pendapatan BRPT yang  terperosok hingga  20,85% dari US$ 2,11 miliar menjadi US$ 1,67 miliar hingga akhir September 2024. Segmen petrokimia menjadi kontributor utama dengan pendapatan sebesar US$ 1,23 miliar, diikuti oleh segmen energi senilai US$ 441 juta, serta segmen lainnya mencapai US$ 4 juta.

Pendapatan dari bisnis petrokimia turun 25,9%, sedangkan segmen energi terkoreksi 0,9%. Segmen lainnya tercatat stabil. Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan beban langsung BRPT juga turun 23,66% menjadi US$ 1,29 miliar.

Agus menjelaskan,  turunnya kinerja BRPT terutama disebabkan oleh volatilitas berkelanjutan di sektor petrokimia, pemeliharaan pada salah satu unit operasi panas bumi, serta pemeliharaan terjadwal (Turnaround Maintenance/TAM) di kompleks petrokimia perusahaan.  

 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...