IHSG Rontok 1,34% ke Rp 6.432, Aksi Jual Saham Investor Berlanjut Apa Sebabnya?


Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG merosot 1,34% ke level 6.432 pada sesi pertama hari ini, Selasa (4/3). Pada hari sebelumnya IHSG ditutup menguat di level 6.536.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham siang ini sebesar Rp 5,65 triliun. Data BEI juga mencatat volume transaksi saham hingga 7,78 miliar dan frekuensi sebanyak 620,76 ribu kali.
Sebanyak 175 saham menguat, 391 saham terkoreksi, dan 211 saham tidak bergerak. Adapun kapitalisasi pasar IHSG sesi pertama siang ini sebesar Rp 11.125 triliun.
Dari sebelas sektor yang ada di BEI, sepuluh sektor terpantau anjlok. Sektor yang mencatat penurunan terbesar yakni bahan baku 3,17%. Adapun saham di sektor tersebut yang berada di zona merah yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terperosok 2,21% ke Rp 1.550 per lembar saham.
Di sisi lain, bursa saham Asia didominasi anjlok. Indeks Hang Seng terkoreksi 0,15%, Straits Times turun 0,33%, dan Nikkei merosot 1,57%. Sebaliknya Shanghai Composite tumbuh 0,20%.
Riset Pilarmas Sekuritas mencatat terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan bursa saham regional Asia akibat aksi jual investor, menyusul pupusnya harapan akan kesepakatan tarif. Sentimen negatif ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko serta rencana kenaikan tarif impor Tiongkok dari 10% menjadi 20%.
Trump juga menegaskan bahwa kebijakan tarif tersebut akan berlaku sesuai rencana tanpa peluang negosiasi lebih lanjut. Di sisi lain, Tiongkok dikabarkan tengah menyiapkan langkah balasan dengan menargetkan ekspor pertanian AS, yang berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan.
Kementerian Perdagangan Tiongkok pun menolak terhadap tarif tambahan dari AS dan menyatakan akan mengambil tindakan balasan. Menurut tim analis Pilarmas Sekuritas, situasi ini meningkatkan risiko perang dagang global yang dapat mendorong inflasi serta memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, data terbaru menunjukkan perlambatan ekspansi sektor manufaktur AS, yang semakin memperkuat kekhawatiran bahwa kebijakan tarif dapat memperburuk kondisi ekonomi yang kini sudah melambat. Saat ini, pasar menantikan laporan ketenagakerjaan yang dijadwalkan rilis pada hari Rabu untuk melihat dampak lebih lanjut terhadap perekonomian.
“Dan laporan penggajian non pertanian pada hari Jumat untuk sebagai petunjuk lebih lanjut tentang terkait kebijakan suku bunga The Fed,” tulis tim analis Pilarmas Sekuritas dalam risetnya, Selasa (4/3).
Daftar saham top gainers hari ini:
- PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) naik 3,33% ke Rp 62
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) naik 2,97% ke Rp 2.430
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 1,80% ke Rp 1.130
Daftar saham top losers hari ini:
- PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) turun 14,74% ke Rp 2.660
- PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) turun 12,24% ke Rp 6.175
- PT Petrosea Tbk (PTRO) turun 7,14% ke Rp 3.120