IHSG Longsor hingga Aksi Jual Investor Asing Berlanjut, Saham RAJA - RATU Merugi


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali jatuh ke zona merah pada perdagangan Selasa (4/3). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 10.00 WIB, IHSG telah turun 1,61% pada level 6.406 setelah dibuka pada Rp 6.524.
Pada hari sebelumnya, IHSG ditutup menguat pada level 6.519 atau naik 3,97%. Kenaikan ini menjadi angin segar setelah IHSG longsor dalam dua pekan terakhir Februari.
Kenaikan IHSG terjadi bersamaan dengan aksi Bursa Efek Indonesia Bersama Otoritas Jasa Keuangan mengundang pelaku pasar dan investor kakap mendiskusi penguatan pasar modal Tanah Air. Sejumlah konglomerat yang menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar besar turut hadir.
Di sisi lain, meski kemarin IHSG ditutup menguat, namun aksi jual investor aksi terus berlanjut. Pada perdagangan Senin (3/3) BEI mencatat aksi jual investor asing dengan nilai Rp 137 miliar. Secara year to date sejak awal tahun aksi jual investor asing ini sudah tercatat Rp 22 triliun.
Berdasarkan data realtime perdagangan BEI, selama satu jam pertama indeks saham bergengsi LQ45 tela turun 1,58%. Begitu pula dengan IDX30 yang turun 1,32%.
LQ45 adalah Indeks yang terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar di BEI dan dipilih berdasarkan nilai transaksi, kapitalisasi pasar, dan fundamental perusahaan. Sedangkan IDX30 mencakup 30 saham paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar besar.
Adapun saham-saham yang ramai diperdagangkan pagi ini adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Di luar sektor perbankan, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga ramai diperjualbelikan.
Saham BBRI tercatat telah turun 0,27% dan BMRI turun 1,43%. Dua saham milik pengusaha Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) dan RAJA telah turun di atas 11%.