6 Fakta IPO Permen Jelly Gum YUPI, Incar Dana Rp 2,1 T Seperti Apa Prospeknya?


Emiten permen PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) akan menggelar penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan informasi di laman e-initial public offering (IPO), perusahaan akan melepas 854,44 juta saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO.
Yupi Indo Jelly merupakan produsen dan merek soft candy terkemuka dari Indonesia. Mereka telah menjual produknya ke sembilan negara di wilayah Asia Tenggara dan 36 negara lainnya. Saat ini perseroan memasarkan produk-produknya dengan merek Yupi, Just for Fun, dan Gummy Zone.
Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Masa penawaran awal berlangsung dari 17 hingga 19 Maret 2025. Sementara pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 21 Maret 2025.
Berikut 6 Fakta Penting IPO Permen Yupi
Rencana Penawaran Saham
YUPI menawarkan sebanyak 854,44 juta saham dalam IPO, yang terdiri dari 256,33 juta saham baru atau 3% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, serta 598,11 juta saham milik PT Sweets Indonesia atau 7%. Secara keseluruhan, saham yang ditawarkan setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Selain itu. perusahaan menetapkan nilai nominal saham Rp 50 per lembar dengan harga penawaran antara Rp 2.100 hingga Rp 2.500 per saham. Total nilai emisi maksimal mencapai Rp 2,13 triliun, terdiri dari Rp 640,83 miliar dari saham baru dan Rp 1,49 triliun dari saham milik PT Sweets Indonesia.
Struktur Pemegang Saham
Sebelum pelaksanaan IPO dan rencana akuisisi, mayoritas saham perusahaan dikuasai oleh PT Sweets Indonesia (PTSI) dengan kepemilikan sebesar 89,90% atau setara dengan 7,68 miliar saham. Selain itu, Daniel Budiman memiliki 0,10% saham, sementara saham publik atau masyarakat menguasai 10% atau 854,4 juta saham.
Setelah IPO dan akuisisi, struktur kepemilikan juga berubah. PTSI dan Daniel Budiman tidak lagi tercatat sebagai pemegang saham, dan kepemilikan mayoritas beralih ke PT Confectionery Consumer Products Indonesia atau PT CCPI, menguasai 90% saham atau sekitar 7,69 miliar saham. Sementara itu, kepemilikan masyarakat tetap sebesar 10% atau 854,4 juta saham.
Rencana Penggunaan Dana IPO YUPI
Dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk dua keperluan utama. Sekitar 77% akan digunakan untuk belanja modal, khususnya pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur, dengan estimasi biaya Rp 437,5 miliar dan target operasional pada 2026.
Sementara itu, sekitar 23% akan digunakan sebagai modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis, baik di pasar domestik maupun internasional. Dana ini mencakup kebutuhan pembayaran kepada distributor, pengadaan bahan baku hingga produksi barang jadi, serta penambahan jumlah karyawan guna memastikan kelancaran operasional dan peningkatan penjualan.
“Pengalokasian ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan pasar dan menjaga ketersediaan stok yang memadai,” demikian tertulis dalam prospektus yang diterbitkan perusahaan, Kamis (6/3).
Prospek Bisnis
Perseroan memasarkan produk soft candy yang menyasar berbagai kelompok usia, terutama anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Demi memperkuat daya saing, YUPI terus berinovasi dalam pengembangan produk serta memperluas distribusi ke wilayah yang belum terjangkau.
Berdasarkan laporan Euromonitor, pasar soft candy di Indonesia masih sangat terpusat, dengan merek "Yupi" menguasai 66,5% pangsa pasar pada 2024. Perseroan hadir di berbagai generasi dengan inovasi berkelanjutan, termasuk menjadi pelopor dalam menciptakan gummies berbentuk unik seperti burger dan waffle sandwich.
Apabila menilik laporan keuangannya, laba tahun berjalan YUPI naik Rp 156 miliar atau 38,4%, dari Rp 404 miliar pada tahun yang berakhir 31 Desember 2022 menjadi Rp 560 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Pada 30 September 2024, YUPI memiliki dua fasilitas produksi di Gunung Putri dan Karanganyar dengan total kapasitas per tahun sebesar sekitar 93 ribu ton. Perusahaan juga memiliki sebuah fasilitas pengemasan di Samolo, Jawa Barat.
Fasilitas produksi Gunung Putri mulai beroperasi pada tahun 1997 dengan luas lahan 7,2ha. Sementara fasilitas Karanganyar mulai beroperasi pada tahun 2019 dengan luas lahan 11 ha. Selanjutnya fasilitas pengemasan Samolo, Jawa Barat mulai beroperasi pada tahun 2014 dengan luas lahan 0,5 ha.
Kebijakan Dividen Setelah IPO
Setelah melantai di bursa, manajemen Perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen hingga 80% dari laba bersih kepada pemegang saham. Pembagian dividen ini akan dilakukan jika semua ketentuan hukum telah terpenuhi, dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan perusahaan.
Berikut jadwal IPO Yupi Indo Jelly Gum:
- Perkiraan Masa Penawaran Awal : 6 - 10 Maret 2025
- Perkiraan Tanggal Penjatahan : 19 Maret 2025
- Perkiraan Tanggal Efektif : 14 Maret 2025
- Perkiraan Tanggal Distribusi Secara Elektronik : 20 Maret 2025
- Perkiraan Masa Penawaran Umum : 17 - 19 Maret 2025
- Perkiraan Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 21 Maret 2025