Incar Rp 132 Miliar, Saham Sinar Terang Mandiri (MINE) Tembus ARA saat IPO

Nur Hana Putri Nabila
10 Maret 2025, 09:21
Sinar Terang Mandiri, MINE IPO
Katadata/Nur Hana Putri Nabila
Sinar Terang Mandiri atau MINE IPO
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dibuka menembus angka tertinggi atau auto reject atas (ARA) menguat 25% ke level Rp 270 per lembar saat pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia atau BEI pada Senin (10/3).

Perusahaan itu menjadi emiten ke-9 di BEI pada tahun ini. MINE menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan.

Pada pukul 09.03 WIB, volume saham yang diperdagangkan 329,3 ribu dengan nilai transaksinya Rp 88,91 juta. Frekuensi perdagangan sebanyak 734 kali. Kapitalisasi pasar Sinar Terang Mandiri pagi ini Rp 1,1 triliun.

Perusahaan yang bergerak di sektor energi itu melepas maksimal 612,66 juta lembar saham atau 15% dari modal disetor dan ditempatkan pasca-IPO.

Sinar Terang Mandiri membuka harga penawaran awal pada rentang Rp 200 – Rp 216 per saham dan menetapkan harga IPO Rp 216.  Dari aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 132,33 miliar. 

Direktur Utama Sinar Terang Mandiri Ivo Wangarry mengatakan peningkatan modal melalui IPO dapat mengoptimalkan peluang bisnis perusahaan di sektor pertambangan. Melalui IPO ini, perusahaan mendukung program hilirisasi industri nikel yang kini menjadi salah satu fokus pemerintah. 

“Komitmen kami yakni menjalankan rencana bisnis dan menggunakan mayoritas dana IPO ini untuk memperkuat fundamental perseroan,” ujar Ivo Wangarry melalui keterangan pers usai pencatatan saham perdana di BEI, Senin (10/3). 

Ivo mengatakan, MINE meraup pendapatan Rp 1,36 triliun per 31 Agustus 2024. Angka ini meningkat 40,8% dibandingkan periode yang sama pada 2023 Rp 968,05 miliar.

Peningkatan pendapatan itu didorong oleh kenaikan total material movement dari  penambangan nikel 47% dari 6,7 juta bank cubic meter atau bcm pada 31 Agustus 2023 menjadi 9,8 juta bcm pada 31 Agustus 2024.

Kenaikan jumlah alat berat setelah IPO dinilai akan semakin mendorong kemampuan perusahaan dalam segmen penambangan nikel, sehingga berdampak langsung  kepada pendapatan.

Program hilirisasi industri nikel di dalam negeri dan meningkatnya kebutuhan dunia terhadap nikel juga akan menjadi peluang bisnis yang baik bagi perusahaan

“Berkembangnya ekosistem kendaraan listrik dunia yang membutuhkan dukungan nikel memberi nilai tambah bagi Perseroan untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang. Sebagai pelaku bisnis, kami berharap dapat mendukung Indonesia sebagai  bagian penting dari rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia,” kata Ivo.

Rencana Penggunaan Dana IPO MINE 

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, dana dari hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk belanja modal sebanyak 48% di antaranya atau Rp 63,21 miliar. Belanja modal ini khususnya pembelian alat berat baru guna mendukung operasional perusahaan.   

Selain itu, 11% atau Rp 14 miliar untuk membeli aset tetap berupa tanah dan bangunan milik Sinjo Jefry Sumendap, yang merupakan Komisaris Utama sekaligus Pemegang Saham Pengendali Sinar Terang Mandiri. Sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perusahaan.

Apabila dana hasil IPO tidak mencukupi, perseroan masih memiliki berbagai alternatif pembiayaan yakni berasal dari kas internal perseroan dan pinjaman bank. Mengingat rasio-rasio keuangan perseroan masih memungkinkan untuk melakukan hal tersebut.

Setelah IPO, perusahaan berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham dengan rasio maksimal 30% dari saldo laba positif setelah penyisihan cadangan wajib, mulai tahun buku 2025. Pembagian ini tetap mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan dan keputusan RUPS sesuai dengan anggaran dasar.

Jejak Pengendali MINE 

Salah satu figur yang menjadi perhatian dalam IPO MINE yakni sosok pengendali sekaligus komisaris utama perusahaan Sinjo Jefry Sumendap. Berdasarkan prospektus IPO, Sinjo membuat pernyataan untuk tidak akan mengalihkan pengendalian pada perseroan sampai dengan sekurangnya 12 bulan setelah listing di Bursa. Surat itu dibuat pada 5 Desember 2024.  

Sinjo merupakan lulusan teknik mesin Universitas Trisakti. Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak 2024 sampai saat ini. Saat ini ia juga menjabat sebagai Advisory Committee PT Hexindo Adiperkasa Tbk atau HEXA. Ia menjadi petinggi di perusahaan tambang yang dikenal karena rutin membagi dividen itu sejak 2014.  

Ia juga pernah menjabat komisaris PT Sinar Terang Cipta Sarana sejak 2016. Sebelum itu, Sinjo menduduki jabatan Direktur CV Sinar Terang pada 1995 – 1997. Ia menjadi direktur di Sinar Terang Mandiri (MINE) pada 2004 hingga 2007 dan menjadi komisaris utama sejak 2007.  

Di Grup Sinar Terang lainnya, Sinjo menjabat sebagai Komisaris PT Sinar Terang Lestari pada 2005 hingga 2019, dan Komisaris PT Sinar Putih Cemerlang pada 2009 hingga 2013. Ia juga pernah menjadi Komisaris di PT Sinar Kurnia Alam pada 2010 hingga 2014, dan Komisaris PT Sambaki Tambang Sentosa  dari 2010 sejak 2020. 



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan